Empat
Sejak kemarin entah salah apa. Entah karena apa. Sebab bagaimana, kau berubah--- dari cara berkomunikasi, bersapa dan lain sebagaimanya. Saya berusaha untuk bertanya, ada apa, kenapa dan sebab apa.Â
Dan kau pun menjawabnya dengan baik baik saja. Bahkan saat saya berkata jika semalam saya menunggu kabar baikmu, dan jawabmu sederhana saja.
"Ngapain ditunggu"
Ketika mendengar jawaban tersebut sakit hati ini. Tapi bagaimana lagi saya menjelaskan sakitnya pun hanya saya saja yang dapat merasakan, dapat menikmati sakit hati ini. Saya tetap bersabar untuk bertutur sapa seperti biasanya. Namun hati perasaan saya masih menyimpan kejanggalan dan ada sesuatu yang kau sembunyikan, sesuatu yang saya tak boleh mengerti. Setiap saya tanya
"Sayang baik-baik saja, ada apa?"
Dan kau pun menjawabnya dengan biasa saja. Baik-baik saja. semenjak saat itu saya tak tenang, perasaan terombang ambingkan. Perasaan khawatir dan lain sebagaimanya. Saya merasakan ada sesuatu yang tak biasa; kenapa seaakan ada perubahan sikap, komukasi, dan lain seterusnya.Â
Begitulah cinta terkadang mengalahkan logika seperti yang di dengungkan Agnes Monica. Dan cinta saya terhadapnya pun sama, mengalahkan logika dan lainnya. Cinta saya terlalu kuat, bahkan cinta saya terhadapnya tak perlu di jelaskan atau pun di cari alasannya.
Apabila saya ada salah dan ada sesuatu yang perlu dibicarakan antara kita, bicarakan saja, jangan diamkan saya, bersapa tak seperti biasanya.Â
Apakah saya sudah tak di izinkan untuk mencintaimu kembali, apakah saya tak diperbolehkan untuk mengetahui tentang kisahmu, cerita-ceritamu.Â