Mohon tunggu...
Ni KadekWidiantari
Ni KadekWidiantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Kadek

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rumitnya Pembelajaran Jarak Jauh bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 Desember 2021   15:07 Diperbarui: 13 Desember 2021   15:10 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah satu tahun lebih pandemic Covid-19 menjadi tantangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Berbagai macam kesulitan dihadapi ketika pandemi menyerang seluruh lapisan wilayah Indonesia. 

Pandemi sangat berdampak besar pada berbagai aspek kalangan masyarakat seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan. Pendidikan bagi jutaan anak-anak dan remaja di Indonesia mengalami ketergangguan. Mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran secara langsung di sekolah sebagaimana mestinya. 

Tak terkecuali juga untuk anak berkebutuhan khusus yang bersekolah baik di Sekolah Luar Biasa, maupun Sekolah Inklusi. Tidak hanya anak dan remaja sebagai siswa, namun guru sebagai pendidik juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19. 

Pendidik tidak dapat hadir dan mengajar siswa secara langsung di sekolah. Kebijakan-kebijakan terus diberikan sebagai solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak yang dialami oleh masyarakat. 

Pemerintah memberikan kebijakan kepada setiap sekolah untuk melakukan sistem pembelajaran secara daring atau dalam jaringan dengan memperhatikan kesehatan setiap masyarakat dan penyebaran virus yang sangat cepat. 

Dalam jaringan (daring) atau istilah lainnya adalah pembelajaran jarak jauh yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran yang mana siswa dan guru tidak hadir secara fisik di sekolah. 


Siswa dan guru dianjurkan untuk tetap berada dirumah dengan protokol kesehatan yang sudah diberikan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara online. 

Pembelajaran yang diberikan banyak memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi yakni laptop dan handphone. Pada system pembelajaran ini timbulah berbagai kesulitan yang dihadapi khususnya pada siswa dan orang tua siswa.

Anak berkebutuhan khusus yang dimaksud adalah anak yang mengalami gangguan pada berbagai aspek di dalam dirinya, seperti tunanetra yang mengalami gangguan pada indra penglihatan, tunarungu yang mengalami gangguan pada indra pendengaran, tunadaksa yang mengalami gangguan pada bagian tubuh yakni fisik motoric, tunagrahita yang mengalami gangguan pada intelektual dan lain sebagainya. 

Anak berkebutuhan khusus dalam pendidikannya harus mendapatkan perhatian khusus dan layanan yang disesuaikan dengan hambatan, potensi serta kemampuannya. 

Sesuai dengan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, maka anak berkebutuahan khusus jugaharus mengikuti pembelajaran dari rumah secara online dibawah pengawasan dan bimbingan orang tua. 

Berbagai hambatan atau kesulitan yang menjadi tantangan dihadapi ketika melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh (daring)ini. Kesulitan tersebut diantaranya 

1) kurangnya fasilitas teknologi yang dimiliki oleh keluarga siswa berkebutuhan khusus, sehingga pihak sekolah harus mengajukan hal demikian agar pihak keluarga mendapat fasilitas teknologi yang memadai dalam jangka waktu pembelajaran jarak jauh berlangsung. 

2) Keterbatasan orang tua dalam memahami materi yang diberikan oleh guru sekolah, dari sekian banyak materi yang diberikan, orang tua harus mendapatkan bimbingan oleh guru untuk memahami materi dan kemudian menyampaikan kepada anak. 

3) keterbatasan orang tua dalam mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi seperti handphone sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran yang sangat mempersulit keadaan dan menyita banyak waktu. Masih banyak orang tua siswa yang mengalami gaptek atau gagap teknologi, sehingga masih memerlukan bimbingan dalam penggunaannya. 

4) Tidak stabilnya jaringan internet di wilayah tertentu dapat menyebabkan lambatnya informasi yang sampai kepada orang tua dan siswa terkait materi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing guru, sehingga hal ini sangat mengganggu dan menghambat pelaksanaan pembelajaran. 

5) Anak-anak berkebutuhan khusus yang mudah bosan dalam pembelajaran yang monoton,sehingga beberapa anak memang sulit untuk dibujuk belajar dan lebih memilih bermain. Dalam hal ini orang tua mengalami kesulitan dalam mengajak anak untuk belajar, dan juga membutuhkan waktu yang cukup banyak.

Kesulitan yang demikian juga dialami oleh guru sebagai pendidik siswa berkebutuhan khusus. Sebagian besar guru yang terdapat di Sekolah Luar Biasa di berbagai wilayah merasa sedikit kesulitan dalam memberikan pembelajaran kepada siswa berkebutuhan khusus secara online. 

Adanya perbedaan karakteristik pada masing-masing siswa berkebutuhan khusus menyebabkan guru harus ekstra dalam menyesuaikan berbagai komponen dalam pembelajaran dan melakukan modifikasi. Guru juga harus ekstra dalam berkoordinasi dengan orang tua terkait kegiatan pembelajaran siswa di rumah. Guru harus membangun komitmen dengan orang tua siswa dan memberikan pengarahan kepada orang tua guna keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. 

Terkadang orang tua siswa sangat sulit untuk dihubungi karena masih bekerja atau bepergian. Maka dari itu guru senantiasa secara terus menerus menghubungi orang tua terkait pembelajaran yang diberikan serta tugas-tugas yang harus diselesaikan. Apabila orang tua serta guru diberikan pilihan maka mereka akan memilih menyekolahkan anaknya secara ofline di sekolah dan dipegang penuh oleh pihak sekolah. 

Namun karena pandemic Covid-19, setiap pembelajaran di sekolah diliburkan dan diganti dengan pembelajaran jarak jauh dari rumah dengan memertimbangkan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus yang lebih rentan terinfeksi virus dan terjangkit penyakit dari pada anak pada umumnya.

Anak berkebutuhan khusus dirumah akan diajarkan oleh guru baik secara sinkronuns ataupun asinkronuns. Secara sinkronuns anak akan diajar melalui via whatsapp yakni video call, via zoom, ataupun google meet. 

Sedangkan secara asinkronuns maka anak hanya mendapatkan tugas dan materi yang akan dikirimkan oleh pendidik kepada para orang tua siswa dan diteruskan kepada siswa baik melalui via whatsapp group, google classroom ataupun melalui tontonan video seperti di youtube dan di saluran televisi yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. 

System yang demikian menuntut orang tua harus mengawasi anak dalam pembelajaran, karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki, anak tidak mampu secara penuh mengerjakan segala sesuatu sendirian. Sehingga peran oran tua dan waktu orang tua sangat dibutuhkan. Pendidik dan siswa harus mampu beradaptasi dengan keadaan pelaksanaan pembelajaran yang baru. 

Para pendidik juga harus dapat menyesuaikan antara materi dengan metode serta strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan siswa berkebutuhan khusus agar pembeljaran lebih bermakna dan dapat dipahami oleh siswa. Metode pembelajaran seperti diskusi, tanya jawab, dapat diterapkan dan hal ini juga dapat memacu keaktifan siswa dalam pembelajaran. 

Strategi-strategi yang mendukung juga sangat dibutuhkan khususnya agar siswa dapat berfokus pada pembelajaran dan tidak terditraksi dengan keadaan sekitarnya. Pembelajaran yang diberikan kepada siswa dirumah harus tetap berbasis aktivitas yang mampu mengembangkan keterampilan pada diri siswa berkebutuhan khusus.

Dalam kondisi pandemi, setiap kegiatan harus dibatasi karena melihat penyebaran virus yang sangat cepat. Kebijakan pemerintah kepada setiap sekolah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (daring) menjadi solusi yang dapat diberikan kepada mayarakat agar setiap anak dan remaja tetap mendapatkan pendidikan. 

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi anak berkebutuhan khusus memang memiliki kerumitannya tersendiri tidak hanya pada anak berkebutuhan khusus namun anak-anak normal lainnya juga akan demikian. Berbagai hal yang dapat dijadikan solusi harus dikembangkan oleh pihak sekolah guna mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. 

Dengan kerja sama antara orang tua dan komitmen antara orang tua dengan guru dapat membantu anak berkebutuhan khusus untuk belajar di rumah dengan nyaman. 

Dalam pembelajaran jarak jauh ini peran orang tua serta pengawasan orang tua sangat penting. Pengarahan, bimbingan, serta pedoman yang diberikan kepada orang tua oleh guru sangat diperlukan menimbang tidak semua orang tua memahami terkait pelaksanaan pembelajaran secara daring, baik dari penggunaan media pembelajaran, pemberian tugas-tugas, serta materi yang cukup banyak yang harus diajarkan kepada anak. 

Berbagai komponen dalam pembelajaran juga harus mendapatkan modifikasi, dalam hal ini fleksibilitas sangat diperlukan dalam pembelajaran kepada anak berkebutuhan khusus dengan berbagai hambatan dan karakteristiknya masing-masing.

Referensi         :

Andriany, A. R., Pratiwi, A. M. A., & Pertiwi, M. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Daring pada Siswa Berkebutuhan Khusus. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(10), 4892-4906.

Dewi, N. P. (2020). Problematika Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah. JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi), 4(1), 1-10.

Idhartono, A. R. (2020). Studi Literatur: Analisis Pembelajaran Daring Anak Berkebutuhan Khusus di Masa Pandemi. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 3(3), 529-533.

Terayanti, Y. A. (2020). PENGARUH PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI MASA PANDEMI COVID 19.

Wardany, O. F., & Sani, Y. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Survei terhadap Orangtua dan Guru di Lampung). JPK (Jurnal Pendidikan Khusus), 16(2), 48-64.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun