Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan sebagai Sarana Kemajuan Bangsa

11 Agustus 2020   07:00 Diperbarui: 11 Agustus 2020   07:01 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan telah menjadi hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan dan dikritisi untuk tercapainya kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Baik di kalangan pemerhati pendidikan, praktisi pendidikan dan lain sebagainya, hal ini seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, pendidikan harus terus dikembangakan demi keberlangsungan suatu bangsa dan kualitas dari setiap individu.

Keberhasilan pendidikan sebagai sarana dalam membentuk kepribadian seseorang dapat dilihat dari sisi akhlak seseorang, suasana demikian akan mengharuskan lembaga pendidikan bisa menunjukkan kepada masyarat kalau sekolah tidak hanya membahas mata pelajaran semata tetapi juga membentuk membentuk kepribadiam seseorang.

Keberhasilan suatu pendidikan bisa dikatakan sebagai keberhasilan sistem pemdidikan, baik keberhasilan secara kognitif, afektif, psikomotorik maupun keberhasilan secara spiritual. Karena pada hakikatnya pendidikan merupakan sebuah bimbingan dari pendidik kepada terdidik agar tercapainya perkembangan jasmani dan rohani bagi terdidik yang lebih baik dan terbentuknya kepribadian yang baik.

Dalam perosesnya pendidikan tidaklah lepas dari sosok guru. Guru adalah sosok manusia yang selayaknya dihormati dan dimuliakan setinggi-tingginya oleh murid-muridnya karena guru adalah sumber ilmu bagi mereka, dan guru sudah sepantasnya mendapatkan hak-hak tersebut semaksimal mungkin, dan guru terus berusaha meningkatkan integritas, intelektualitas, kapabalitas, dan menjaga muruahnya agar kebutuhan murid untuk belajar dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketauladanan akhlak yang baik dapat terpenuhi dengan baik dan proposional.

Metode pembelajaran juga perlulah untuk diperhatikan, karena dengan metode yang benarlah pendidikan akan mencapai tujuannya. Metode merupakan seperangkat strategi dan cara tertentu yang digunakan untuk menghantarkan materi pendidikan yang telah disepakati bersama dalam proses belajar mengajar.

Pendidikan hadap masalah dapat digunakan dalam mengatasi kontradiksi atara guru dan murid dengan hubungan dan situasi dan situasi pembelajaran yang dialogisi. Dalam konsep ini, guru tidak lagi sebagai pengajar, tetapi orang yang membimbing dan mengarahkan melalui dialog dengan murid-muridnya, yang pada gilirannya mereka para murid juga mengajar dirinya dan teman-temannya melalui dialog.

Dengan demikian, dalam hal ini sudah tidak ada lagi subyek maupun obyek pendidikan antara guru dan murid, yang ada hanyalah subyek sekaligus obyek, guru dan murid sama-sama menjadi subyek sekaligus obyek pendidikan, karena dari dialog tersebut kedua belah pihak akan membagikan ilmu dan mendapatkan ilmu, manusia saling mengajar satu sama lain.

Ketika di sekolah jika guru secara terus menerus mengajar tetapi siswa hanya memperhatikan dan itupun cuma sebagian saja, sampai kapanpun pendidikan tidak ajak maju, siswa harus berperan aktif di kelas, berdiskusi dengan guru dan guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan dan mencari jati diri, karena setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan harus dikembangkan.

Di sisi lain, metode pendidikan hadap masalah dengan cara dialog juga tidak terlalu menekan menekan murid-murid, sehingga proses pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, dan oleh karena itu kedua belah pihak harus berperan aktif dalam proses tersebut.

Keharusan dalam konsep ini adalah terus-menerus malakukan dialog yang aktif antara guru dan murid dan berefleksi bersama mengenai masalah-masalah dan guru harus terus mengevaluasi dari setiap dialog tersebut.

Proses diskusi yang berlangsung bukanlah sebuah proses yang mendominasi, tetapi sebuah proses yang mendasarkan pada kemanusiaan dan konsisten sehingga dapat memunculkan kesadaran diri untuk kritis, baik dari guru maupun murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun