Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cukup 1000 Sehari, Semua Tertolong untuk Indonesia Sehat

19 Juni 2016   15:42 Diperbarui: 19 Juni 2016   15:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pertemuan kampung yang dihadiri semua warga (dok.pri)

Sudah begitu banyak testimoni dari para peserta BPJS Kesehatan yang merasakan langsung manfaatnya.Cakupan daftar penyakit yang ditanggung lebih banyak dibanding asuransi kesehatan lainnya.Didukung jaringan  pelayanan kesehatan baik dokter keluarga maupun puskesmas yang menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan tersebar dimana mana sehingga memudahkan warga ketika akan membutuhkan pengobatan.Sedangkan fasilitas kesehatan tingkat lanjut (rujukan) juga semakin meningkat jumlahnya,saat ini tercatat ada 1.847 rumah sakit rujukan.Dan yang paling penting lagi adalah tidak ada biaya sama sekali alias gratis untuk mengakses layanan kesehatan tersebut.Metode pembayaran iurannya pun sekarang ini dipermudah,peserta bisa memilih membayar iuran di kantor pos,minimarket jejaring maupun transfer bank.

Nah,salah satunya peserta BPJS Kesehatan kategori PBI yang sudah merasakan manfaat dari BPJS Kesehatan adalah ibu saya sendiri.

Surat Rujukan milik ibu dari puskesmas ketika akan menjalani operasi katarak di RSPAU Hardjolukito (dok.pri)
Surat Rujukan milik ibu dari puskesmas ketika akan menjalani operasi katarak di RSPAU Hardjolukito (dok.pri)
Sudah sejak lama ibu saya ini mengeluh mengenai penglihatannya bahkan sebelum saya menikah tahun 2004.Menurut penuturannya,bila disiang hari cahaya terlihat buram dan mata terasa pedih.Sudah beberapa kali diperiksakan ke berbagai dokter mata bahkan pernah saya bawa ke sebuah rumah sakit khusus mata yang ada di Yogyakarta namun tidak ada hasilnya.Bahkan pernah di periksakan ke “orang pintar”,namun tidak sembuh juga.

Sampai akhirnya di bulan Oktober 2014 yang lalu,ibu saya menggunakan fasilitas kartu Jamkesmas (sekarang diganti KIS) yang lama tersimpan di dompetnya.Memeriksakan diri ke Puskesmas Prambanan dan diberi surat rujukan ke RSPAU Hardjolukito yang mempunyai fasilitas pemeriksaan mata.Selesai pemeriksaan disana,terjawablah keluhan ibu saya tersebut.Katarak telah menyerang kedua matanya.Tindakan operasi pun segera dijadwalkan.Selesai operasi tahap pertama untuk mata sebelah kiri,14 hari kemudian dilakukan operasi tahap kedua untuk mata sebelah kanan.

Berkat “kesaktian” kartu hijau tersebut,keluarga saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Padahal total biaya kedua operasi katarak tersebut bisa mencapai belasan juta belum termasuk biaya kontrol ulangnya.Terima kasih BPJS Kesehatan.

Saya sendiri pun belum lama ini merasakan betul manfaat menjadi peserta BPJS Kesehatan.Anak saya yang pertama ternyata pertumbuhan giginya menyimpang.Pergantian dari gigi susu ke gigi tetap tidak berjalan dengan baik.Setelah memeriksakan diri ke dokter keluarga,diberi surat rujukan ke RSUD Prambanan untuk dilakukan pemeriksaan gigi.Disana oleh dokter gigi dilakukan tindakan pencabutan gigi yang menghalangi tumbuhnya gigi tetap.Dan lagi lagi tidak ada biaya sepeserpun yang saya keluarkan sejak pemeriksaan di dokter keluarga maupun pemeriksaan gigi di RSUD Prambanan.Memang sih biayanya tidak mahal tapi kalau gratis siapa sih yang tidak senang. Setidaknya saya bisa berhemat ratusan ribu.

Surat Rujukan pemeriksaan gigi untuk anak saya (dok.pri)
Surat Rujukan pemeriksaan gigi untuk anak saya (dok.pri)
Selama ini tidak banyak yang tahu bahwa sebagai lembaga non profit,sumber dana pemasukan BPJS Kesehatan ini hanya berasal dari iuran pesertanya serta bantuan dari negara (APBN) diawal berdirinya.Namun selama berjalan 2 tahun lebih,kondisi keuangan BPJS Kesehatan ini mengalami tekor hampir 2 Trilyun per tahunnya.Penyebabnya karena ada sebanyak 4.2 juta peserta yang telah mendapat manfaat dari BPJS Kesehatan tidak melakukan pembayaran iurannya.Hal tersebut tentu saja mengganggu cashflow BPJS Kesehatan.

Nah,agar keberlangsungan BPJS Kesehatan tetap berjalan dengan lancar,per 1 April 2016 iuran peserta terutama kategori peserta mandiri mengalami kenaikan.Hal dimaksudkan agar pelayanan kesehatan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan tidak mengalami kemunduran.Memang masih banyak ditemukan pelayanan BPJS Kesehatan yang kurang memuaskan namun BPJS Kesehatan terus melakukan peningkatan pelayanan yang lebih baik dan optimal kepada pesertanya.

Untuk peserta mandiri kelas 1 naik dari Rp 59.5rb menjadi Rp 80rb/orang/bulan,kelas 2 dari Rp 42.5rb naik menjadi Rp 51 rb/orang/bulan dan kelas 3 tidak ada kenaikan,tetap di Rp 25.5rb/orang /bulan.Selain itu sejak 1 Januari 2016 besaran iuran bagi peserta kategori PBI serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah juga mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 19.5rb menjadi Rp 23 rb/orang/bulan.

Menggusung ruh atau filosofi BPJS kesehatan yakni semangat Gotong Royong (subsidi silang) dimana yang sehat menolong yang sakit,yang kaya menolong miskin sehingga semua akan tertolong.Filosofi ini gampang diucapkan namun susah untuk dipraktekkan.Masih banyak warga masyarakat yang enggan untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan dikala sehat.Ketika sakit datang tidak diduga dan memerlukan biaya besar baru kelabakan.

Nah,seandainya warga mau menyisihkan uang seribu rupiah saja setiap harinya seperti apa yang dilakukan oleh warga di kampung saya tersebut diatas,niscaya tidak akan berat membayar iuran BPJS Kesehatan ini setidaknya untuk kelas 3.Bila gerakan seribu rupiah perhari ini digalakkan secara nasional,maka efeknya akan besar sekali.Jumlah kepesertaan akan meningkat pesat serta tunggakan pembayaran iuran peserta lama akan berkurang drastis sehingga akan semakin banyak warga yang dapat di tolong.Agar semua rakyat Indonesia saling tolong menolong.Gotong royong demi Indonesia lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun