Wahai jiwa yang tenang, Laskar Cinta Chapter Two, terdapat dalam album Dewa19 kedelapan yang bertajuk Republik Cinta, album ini dirilis pada 1 Januari 2006 silam. Guna kepentingan promo, mendahului proses rilis, nomor Laskar Cinta diperkenalkan kepada publik lebih dahulu yakni pada tanggal 12 Desember 2005 silam. Kala itu single ini diputar secara massal di 150 radio seluruh indonesia.
Wahai jiwa yang tenang, album ini beredar dan dipasarkan dibawah label EMI, bertindak selaku producer adalah Ahmad Dhani Prasetyo (ADP) sekaligus menjabat sebagai player kibord dan vokal berduet dengan Once. Untuk posisi gitaris tak lain dan tak bukan adalah Andra Ramadhan, sedangkan Yuke Sampurna pada Bass, Tyo Nugros yang kelak digantikan oleh Agung Yudha Asmara menjadi player di formasi Dewa19 album terakhir ini.
Wahai jiwa yang tenang, Laskar Cinta baik chapter 1 atau chapter 2, keduanya kental akan aroma musik Arabian. Bahkan untuk official music video-nya sendiri divisualisasikan di padang nan gersang dan terdapat sekelompok laskar beratribut putih-putih juga mengenakan serban sebagai penutup kepala khas Timur-Tengah. Terlebih di awal juga digambarkan para Darwisy yang tengah melakukan tarian sufi.
Wahai jiwa yang tenang, diakui atau tidak, Laskar Cinta chapter 2 sejatinya coda dari Laskar Cinta chapter 1 yang dipisah dan dijadikan track tersendiri, seperti halnya nomor 1000 Bintang pada album Bintang Lima yang sesungguhnya adalah part dari nomor Roman Picisan.
Wahai jiwa yang tenang, jika Laskar Cinta chapter 1 berdurasi 4 menit lebih 4 detik, maka selayaknya coda pada sebuah song yang tak berdurasi lama, single ini memakan durasi hanya 1 menit lebih 16 detik.
Wahai jiwa yang tenang, Laskar Cinta charper 2, adalah sebuah tembang yang dimainkan secara akustik melalui perkusi dan Oud Guitar, menjadikan lagu ini sangat-sangat kental Arabian vibe-nya. Liriknya sendiri seolah seorang ADP tengah memberi pengkabaran kepada Baladewa-baladewi, kepada penikmat musik pada umumnya dan kepada setiap pendengar lagu ini wabil khusus kepada "Manusia yang jiwa-jiwa mereka tenang." (Muth'mainah).
Wahai jiwa yang tenang, sama persis dengan Laskar Cinta chapter 1, lagu ini dibuka dengan lirik yang sama yang berbunyi:Â
Wahai jiwa-jiwa yang tenang jangan sekali-kali kamu..
Mencoba jadi Tuhan dengan mengadili dan menghakimi..
Wahai jiwa-jiwa yang tenang adalah seruan Tuhan yang terdapat dalam QS Al-Fajr ayat 27. Ya ayyu hanafsu muth'mainah..
Wahai jiwa yang tenang, hanya ADP seorang  yang berani menyisipkan ayat suci kedalam lirik lagunya, menyadur dan menjadikannya larik bait nan puitis bernuansa populer dan kemudian menjadi nasihat bahkan wejangan yang elok didengar terlebih maknanya yang teramat dalam jika kita hayati.
Wahai jiwa yang tenang, selanjutnya bait lirik dilanjutkan dengan kalimat,
Bahwasannya kamu memang tak punya daya dan upaya..
Untuk menentukan kebenaran yang sejati..
Sebuah kalimat dzikir kembali disisipkan pada lirik lagu ini,
La haula wala quwataa ilia billah.. Tiada daya dan upaya kecuali hanya milik Tuhan, di era masa lalu kakek-nenek dan guru-guru kita kerap mendendangkan puji-pujian ini di surau-surau dan langgar guna menunggu sembahyang magrib dan isya tiba, dalam suluk jawa yang berbunyi demikian:Â
mBoten wonten daya lan mboten kiyat.. Kejabi angsal pitulunge Allah..
Tiada daya dan kekuatan.. Kecuali atas pertolongan Tuhan..
Sebuah suluk yang dilantunkan dalam suasana khusyu dengan diiringi temaram senja di surau dan di langgar-langgar pada masa terdahulu.Â
Lirik terakhir selanjutnya menyadur dari penggalan QS Hujurat ayat 13 yang berarti :
Wahai manusia, sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha teliti.
Wahai jiwa yang tenang, adanya kita berbangsa dan bersuku berbeda adalah agar kita saling mengenal, Dewa19 tengah mengkabarkan kepada kita bahwa berbeda bangsa dan suku bukanlah alasan tuk saling bercerai-berai terlebih angkat senjata. Tiada kelebihan suatu ras apapun atas ras yang lain, sebaik-baik dari kita adalah yang mereka yang melaksanakan kebaikan dan menjauhi kejahatan.
Bukankah kita memang tercipta Laki-laki dan Wanita..
Dan menjadi suku-suku bangsa yang pasti berbeda..
Bukankah kita harus saling mengenal dan menghormati..
Bukan untuk saling bercerai-berai dan angkat senjata.
Laskar Cinta Berbah Raya, 18 April 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI