Aku sedang membaca komentar di sebuah setatus milik kerabat yang sekaligus karib dan sahabat. Dia menerima kalimat penghiburan karena kehilangan seorang yang sangat dikasihinya.
Ada sebuah komentar menarik diantara yang lainnya. Kelak kau akan mengerti. Kalimat ini sungguh tidak biasa diungkapkan.
Aku melihat hal ini dari sisi yang berduka. Dari titik yang menitikkan air mata. Bagaimana dia mengerti? Dia sedang berduka. Bisakah engkau menunggu, karena dia sedang berduka kini.
Bisakah kau datang sebulan lagi. Oh, tidak.. Datanglah 1 minggu lagi lalu ungkapkan kalimat itu.
Dia tidak ingin mengerti sekarang. Dia hanya ingin berduka sekarang.
Dia belum ingin menerima nasehatmu. Atau frasa-frasa yang kau sangka ada oase hibur dan lipur.
Bukannya dia tidak butuh nasehat itu ataupun hiburan darimu.
Beri dia waktu. Beri dia ruang.
Beri mereka waktu. Beri mereka ruang.
Biarkan dia berduka. Biarkan mereka berduka.
Karena hanya yang pernah saling memiliki yang akan me-rasa kehilangan.