Anak pintar,
Pada waktu itu, kami bukanlah apa-apa.
Kami hanyalah sekumpulan anak tanggung tepian bianglala kota.
Bermodalkan mimpi, semangat, dan entah apa lagi.
Malam libur terasa ramai, sekalipun bukan dengan pasangan.
Pada waktu itu, kami bukanlah apa-apa.
Kami berkumpul di ujung gang itu.
Bernyanyi, nada-nada sumbang.
Terkadang bersumpah serapah.
Pada waktu itu, kami bukanlah apa-apa.
Kami merapalkan janji.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!