Mohon tunggu...
Chanesya Aprillia Pranoto
Chanesya Aprillia Pranoto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa yang antusias dalam belajar hal baru

Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Agenda Indonesia Era 202X: Majukan Sikap Kebangsaan Generasi Milenial, Bentuk Awal Gerakan Majukan Bangsa Indonesia

3 Desember 2023   01:26 Diperbarui: 3 Desember 2023   02:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nasionalisme. (Photo by Hobi Industri on Unsplash)

Kerap masih ada terlintas pemikiran bagaimana keadaan Bangsa Indonesia kedepannya setelah kemerdekaan di benak kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.  Apalagi sekarang sedang gencar-gencarnya gerekan Indonesia Emas Tahun 2045. Tetapi apakah keadaan bangsa Indonesia sudah siap untuk mengangkat dan membawa hal tersebut di pundak mereka? Ya, pertanyaan tersebut perlu untuk direnungkan lebih lagi khususnya bagi para Aparat pemerintah, aktivis dan juga masyarakat Bangsa Indonesia sendiri. Generasi demi generasi telah melewati banyak tantangan dan juga perubahan yang signifikan sehingga seringkali ditemukan keterlewatan dalam kepedulian untuk memajukan Bangsa Indonesia yang sesuai cita-cita  para pejuang kemerdekaan Indonesia. Tak dapat dipungkiri juga, hal ini berkelanjutan hingga saat ini.

Indonesia saat ini melewati Era 2000 merupakan era yang sudah memasuki trend Globalisasi, yang mana Globalisasi merupakan sebagian kecil dampak dan alasan mengapa Bangsa Indonesia mengalami perubahan yang begitu pesat. Globalisasi sendiri adalah proses dunia sudah mulai terbuka dengan ilmu pengetahuan baru dan muncul yang namanya "Integrasi Internasional". Akibatnya siklus pertukaran dan transformasi dalam aspek budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, serta ideologi dengan cepat. Menurut Srijanti dalam Sajidiman (2014: 278), "Globalisasi adalah masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah/negara ke wilayah/negara lain dan/atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia". Di lain sisi adapun pendapat dari seorang ahli (Jan Aart Scholte, 2007) yang menyatakan bahwa Globalisasi adalah proses meningkatnya saling ketergantungan antara  negara dan non-negara di tingkat global, sehingga hubungan sosial dalam  masyarakat secara signifikan dibentuk dan dipengaruhi oleh aspek-aspek hubungan sosial yang lebih luas di tingkat global.

 

Di era globalisasi ini banyak tantangan yang terjadi, dan yang sekarang menjadi perhatian adalah bagaimana sikap kebangsaan dan benegara setiap individu masyarakat Indonesia. Secara umum kesadaran berbangsa dan bernegara adalah sikap-sikap yang timbul dari kemauan sendiri yang didasari oleh keikhlasan/kehendak masyarakat di bawah satu negara dan terikat oleh aturan-aturan serta kesadaran untuk berbuat baik dan berdedikasi hanya untuk negara (menjadi bagian dari Negara itu sendiri). Sikap kebangsaan atau wawasan kebangsaan ini identik juga dengan wawasan nusantara,  yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia yang seharusnya sudah dimiliki oleh rakyat dan pemerintah khususnya kaum muda saat ini masih belum nampak dan mengalami penurunan yang drastis. Mengapa? Bagaimana bisa? padahal pemerintah memiliki tanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya. Jika rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka hal ini akan menjadi bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri nya. Keadaan yang memicu lunturnya sikap kebangsaan dan bernegara dalam setiap jiwa masyarakat Indonesia:

  • Keadaan kebhinekaan dan keberagaman tanpa adanya sikap saling menghormati, menghargai dan toleransi yang saat ini menjadi isu utama dalam mempertanyakan apa identitas Indonesia yang sebenarnya.
  • Karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat istiadat dan daerah sehingga masih adanya penggolongan dan diskriminasi dengan perbedaan yang ada
  • Tingginya Etnosentrisme yaitu mementingkan kelebihan kebudayaan sendiri dan meremehkan kebudayaan orang lain. Melemahnya nilai-nilai budaya suatu bangsa akibat pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa.
  • Proses pembangunan yang tidak merata atau terpusat pada wilayah tertentu dapat menimbulkan ketimpangan pada wilayah yang berbeda.

Mengingat kondisi bangsa Indonesia saat ini, menjadikan bangsa Indonesia sedang diambang darurat kesadaran sikap kebangsaan dan nasionalisme. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai permasalahan dan pertentangan yang ada pada tiap daerah diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pemilu, ketidakadilan HAM yang berjalan dalam roda hukum Indonesia dan masih banyak lagi. Ini menjadi salah satu indikator bahwa warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. 

Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa sudah seharusnya kesadaran berbangsa dan bernegara dimiliki setiap warga Negara Indonesia, apalagi untuk generasi muda penerus Bangsa Indonesia. Generasi Muda era tahun 2000 hingga saat ini, generasi milenial yang akrab disebut generation X atau echo boomers, istilah penggolongan generasi Milenial (generasi X) ini terbentuk bagi mereka yang lahir pada tahun 1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya. Berdasarkan data oleh databoks, hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi Generasi Z. Total terdapat 74,93 juta atau 27,94% dari total penduduk Indonesia. Generasi Z saat ini diperkirakan berusia 8 hingga 23 tahun. Memang belum semua usia Generasi Z produktif, tetapi sekitar tujuh tahun lagi seluruh Generasi Z akan masuk usia produktif. Dan pada saat itu Indonesia sudah memasuki usia 100 tahun semenjak kemerdekaan

Dengan padatnya jumlah generasi muda di Indonesia perlu adanya kesadaran bahwa Sesungguhnya kita sebagai generasi muda memiliki kewajiban untuk terus melestarikan nilai-nilai Pancasila yang dicetuskan oleh bapak proklamator Indonesia. Lantas selain melestarikan nilai-nilai pancasila apa saja yang dapat diilakukan untuk menanamkan sikap kebangsaan dan benegara dalam jiwa generasi muda?

  • Generasi muda memanfaatkan peluang dalam globalisasi dengan baik bisa dengan cara memberikan kontribusi bagi Negara seperti mencetuskan penemuan baru, menoreh prestasi skala International
  • Cinta Tanah air dengan mulai mencintai produk dalam negeri seperti batik
  • Membina Persatuan dan Kesatuan dengan cara menghargai sesama
  • Menaati peraturan
  • Menggalakkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme seperti gotong royong, bakti sosial, pameran budaya, dan lain sebagainya.

Sikap kebangsaan itu lahir dalam diri yang cinta tanah air, hanya pribadi berhati luas dan hormat yang akan membuat sikap kebangsaan yang hanya bagian dari sebuah proses dalam memajukan Indonesia menjadi sebuah realisasi (goal)  yang unggul di masa depan. Kutipan Bapak Sokearno ini

"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri"

mengingatkan kita untuk terus ingat dan renungkan apa saja yang menjadikan bangsa Indonesia itu Indonesia. Intinya sikap kebangsaan mendorong pemahaman dan penerimaan diri sebagai Indonesia yang satu dan menunjukkan bahwa jati diri sesungguhnya negara Indonesia adalah bangsa yang satu, berdaulat, adil dan makmur.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun