Mohon tunggu...
Nicodima Wigonesti Murani
Nicodima Wigonesti Murani Mohon Tunggu... Administrasi - Living in paradise : Indonesia

Pekerja kantoran yang suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tri Susanti Bukan Susi Susanti

22 Agustus 2019   18:33 Diperbarui: 23 Agustus 2019   08:23 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua Susi yang sedang viral - (Kompas.com & msn.com)

Ada dua Susi yang sedang viral. Pertama Susi Susanti, siapa yang tidak kenal Dia? Susi ini sedang viral karena filmnya yang akan rilis 24 Oktober 2019 berjudul Love All. 

Pahlawan Bulu Tangkis yang sudah mengharumkan nama Bangsa Indonesia di kancah Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona dengan mendapatkan medali emas di cabang tunggal putri. Namanya tak lekang oleh waktu hingga akhirnya dibuatkan film yang mengisahkan perjalanan hidupnya hingga meraih medali emas olimpiade.

Nah Tri Susanti atau biasa dipanggil Mak Susi, sedang viral juga dan sempat menjadi trending topik di sosial media. Susi ini terkenal bukan karena mengharumkan nama Bangsa dan Negara Indonesia tapi karena aksi yang dianggap memalukan masyarakat Surabaya dan Jawa Timur.  

Bersama sejumlah ormas mendatangi Asrama Mahasiwa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur pada 16 Agustus 2019. Dimana seluruh Bangsa Indonesia sedang bersuka cita akan menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke 74 tahun. Dan Mak Susi bertindak sebagai koordinator lapangan atau korlap pada aksi tersebut.

Menurut Mak Susi, aksi yang dilakukannya bersama beberapa ormas tidak bermaksud untuk mengusir para mahasiswa Papua tapi hanya untuk memasang Bendera Merah Putih yang isunya dirusak kemudian dibuang ke selokan. Kemudian berujung aksi penghinaan dan rasis lalu terjadi bentrokan antara mahasiswa Papua dan ormas dan menjalar menjadi aksi kerusuhan hingga ke seluruh Papua.

Mak Susi memang berkecimpung di dunia politik dan menjadi salah satu kader dari Partai Gerindra dan pernah menjadi salah satu saksi dari pihak Prabowo Sandi yang dihadirkan di persidangan Mahkamah Konstitusi (MK). Walaupun Susi menjadi bagian dari Gerindra tapi DPP Gerindra Jawa Timur menyatakan bahwa aksi Susi tidak ada hubungannya dengan Partai Gerindra. "itu urusan pribadi Susi dan tidak ada urusannya dengan Partai Gerindra," kata Andre Rosiade kepada wartawan, Rabu (21/8).

Pada akhirnya Mak Susi memang meminta maaf kepada publik atas kegaduhan yang dilakukan bersama beberapa ormas yang mengatasnamakan masyarakat Surabaya. 

Seperti peribahasa nasi sudah menjadi bubur, sadarkah Mak Susi permintaan maaf tidak merubah yang sudah terjadi, bahwa aksi yang menyatakan sebagai aksi cinta merah putih adalah sesuatu yang bisa mengadu domba masyarakat. Tidak hanya masyarakat Jawa Timur dengan Papua tapi efeknya menjadi keresahan seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam keluarga pun sering kali kita berselisih paham antar saudara dan bisa diselesaikan cukup di dalam rumah tanpa melibatkan orang lain di luar rumah yang malah bisa menjadikan masalah lebih besar.

Begitupun kita sebagai saudara satu rumah yaitu Bangsa Indonesia. Kitasemuabersaudara, apakah sebagai saudara tidak ada cara yang lebih halus untuk mengingatkan saudara kita yang dianggap berbuat salah tanpa harus berunjuk rasa dan menggalang masa? Apalagi di tambah dengan ujaran kebencian, penghinaan dan rasisme.

Negara kita adalah negara hukum, jika kita merasa ada yang tidak berjalan sesuai aturan hukum kenapa tidak melaporkan ke pihak yang berwajib daripada bertindak sendiri?

Bagaimana kita melawan ancaman dari luar Indonesia jika kita sebagai saudara satu rumah tidak  guyub rukun.

Kita hanya dipisahkan oleh zona waktu bagian barat, tengah dan timur tapi kita satu sebagai Bangsa Indonesia. Masalah atau salah faham dengan saudara itu biasa tapi bagaimana kita menyikapi masalah dengan kepala dingin, lebih bisa menahan diri untuk tidak mudah terpancing dan dibicarakan dengan duduk bersama sebagai saudara.

Perbedaan seharusnya menjadikan kita bangga. Adakah di dunia ini seperti Indonesia yang memiliki suka, bahasa, budaya, pakaian adat, kuliner yang beraneka ragam?

Perbedaan itu yang dulu dipersatukan para pahlawan untuk melawan penjajah,  sekarang kita hanya tinggal menikmati dan menjaga apa yang sudah diperjuangkan para pahlawan kita.

So, kita semua bersaudara tidak ada saya orang Jawa dan kamu orang Papua. Kita adalah Indonesia.

Sumber:

Kompas.com

Detik.com

Cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun