Selain itu, perlu dilakukan reformasi budaya organisasi ASN. Integritas harus menjadi norma utama, bukan sekadar slogan. Penghargaan dan promosi harus diberikan kepada ASN yang berprestasi, bukan kepada ASN yang pandai mencari muka atau bermanuver politik.
Transparansi dan partisipasi publik dalam pengawasan anggaran juga harus diperkuat. Rakyat harus dilibatkan secara aktif dalam memantau jalannya proyek-proyek pemerintah. Media massa dan LSM harus diberi ruang untuk melakukan kontrol sosial tanpa intimidasi.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun situasi hari ini terlihat suram, harapan itu tetap ada. Sejarah membuktikan bahwa perubahan besar sering dimulai dari krisis yang mendalam. Skandal korupsi ASN tahun 2025 ini bisa menjadi momentum untuk membenahi birokrasi dan politik di NTT.
NTT adalah tanah yang kaya: kaya budaya, kaya sumber daya, dan kaya semangat perjuangan. Potensi besar ini hanya bisa terwujud jika birokrasi dibersihkan dari para perusak kepercayaan publik.
Dari birokrasi ke bui --- itu adalah perjalanan suram yang tidak perlu diulangi lagi. Kini saatnya membalikkan arah: dari birokrasi yang sakit menjadi birokrasi yang sehat, dari ASN yang korup menjadi ASN yang benar-benar mengabdi. Sebab, hanya dengan birokrasi bersih, NTT bisa melangkah menuju masa depan yang lebih adil dan sejahtera.
Referensi:
Akibat Sistem Politik di NTT Buruk, Kasus Korupsi Didominasi ASN
Kejati NTT Terima SPDP Kasus Dugaan Korupsi Rehabilitasi Atap RSUD Naibonat Kelas C
Kejati NTT selamatkan Rp. 304 Juta  dari Dugaan Korupsi Rehabilitasi Kantor Imigrasi Atambua
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI