Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Kemiskinan Ekstrem di NTT [Bagian 3]

12 November 2021   10:10 Diperbarui: 20 November 2021   14:22 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemiskinan (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah sapi yang diimpor adalah sapi milik proyek pemerintah atau instansi-instansi? Pengalaman penulis sebagai petani dan peternak, harga jual sapi tidak diatur oleh pemerintah sehingga harga jual sapi potong dipermainkan oleh kaki lima di pelosok-pelosok.

Padahal, produksi sapi potong di pelosok-pelosok itu hidup secara alami tanpa ada sentuhan-sentuhan obat penggemuk tapi masih dihargai dengan sangat murah.

Di beberapa tempat, harga sapi potong cenderung tinggi sementara beberapa tempat yang masyarakatnya dianggap belum berpengetahuan cukup, ternaknya dihargai dengan murah.

Karena itu, jika pemerintah sudah bekerja sama dengan daerah-daerah pemasok daging sapi, maka pemerintah harus punya cara mengakomodir ternak milik masyarakat untuk dijual dengan harga yang pantas.

Proyek-proyek penggemukan sapi milik pemerintah tidak akan memberikan sumbangsih yang besar karena tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Salam!!!

Kupang, 12 November 2021

Neno Anderias Salukh

Sumber bacaan:

WALHI NTT Melihat Laut NTT Terancam dan Pemerintah Lamban Melindungi. Apa Saja Ancaman Itu?

Ditentang UNESCO, Proyek Jurassic Park di Pulau Komodo Tetap Lanjut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun