Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengkritik Kesadaran Masyarakat Kulit Putih tentang Rasisme di Amerika Serikat

3 Juni 2020   01:18 Diperbarui: 3 Juni 2020   07:23 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang bocah lelaki kulit hitam memegang kertas bertuliskan Am I Next? saat protes di pusat kota Los Angeles, (AP/Christian Monter via kompas.com)

Meskipun tanggal pidato Marthin Luther King berbeda dengan pidato Abraham Lincoln, bagi saya pidato tersebut menandai 100 tahun pidato fenomenal Abraham Lincoln di Gettysburg sehingga Pidato Marthin Luther King yang terkenal dengan nama "I Have a Dream" itupun tidak kalah fenomenal bahkan disebut sebagai salah satu pidato yang mampu mengubah dunia.

Saya sepakat dengan pendapat Luhut Panjaitan dalam artikelnya di Kompasiana yang berjudul Setengah Abad Pidato I Have a Dream bahwa dua kalimat yang paling berpengaruh dalam Pidato tersebut adalah "Saya mempunyai mimpi, bahwa suatu hari di bukit yang memerah di Georgia, anak-anak dari bekas budak dan anak-anak dari bekas pemilik budak akan duduk bersama di meja persaudaraan" dan "Saya mempunyai mimpi bahwa keempat anak saya yang kecil suatu hari akan hidup di sebuah negara di mana mereka tidak dinilai dari warna kulitnya, melainkan oleh isi karakter mereka"

***
Hari ini, kematian George Floyd dkk akibat rasisme menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat melupakan dan tak mengenal sejarah. Ada pertumpahan darah, ribuan nyawa melayang dalam perang saudara demi penghapusan rasisme, Abraham Lincoln ditembak mati oleh John Booth, Marthin Luther King pun demikian, ditembak mati karena memperjuangkan kesetaraan.

Ketika Lincoln memastikan bahwa perjuangannya tidak sia-sia, saat ini masih ada oknum aparat dan pemerintah yang memastikan bahwa mereka yang gugur pun mati sia-sia dan menegaskan bahwa Amerika masih di bawah kekuasaan orang kulit putih.

Oleh karena itu, saya memilih percaya dengan apa yang dikatakan oleh Stokely Carmichael, seorang aktivis Hak Asasi Manusia di Amerika bahwa lembaga-lembaga yang berfungsi di negara Amerika Serikat jelas rasis, dan mereka dibangun di atas rasisme itu sendiri.

Bagaimana negara memelihara demokrasi agar tidak binasa dari bumi ini? Titisan Demokrasi-nya Abraham Lincoln yang mempengaruhi seluruh dunia dipermainkan oleh warisan pemerintahan Amerika Serikat sendiri.

Saya berpikir bahwa mimpi Marthin Luther King itu nyata tapi kematian Floyd menegaskan bahwa semuanya masih mimpi. 

Apakah kita harus menunggu 2063 untuk mendengar pidato bermerek Gettysburg dan I Have a Dream untuk sebuah revolusi baru rasisme di Amerika? Ataukah perlu civil var lagi untuk menyempurnakan kesetaraan manusia yang diimpikan oleh Marthin Luther King?

Berharap kekuatan Blackout Tuesday yang dilakukan pada 02 Juni 2020 menyaingi pidato Gettysburg dan I Have a Dream yang menyadarkan semua orang Amerika termasuk seluruh dunia bahwa semua orang diciptakan sama, rasisme itu tidak manusiawi, berbahaya dan memuakan serta menjijikkan manusia.

Salam!!!
Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat.

Buku Abraham Lincoln (A. Faidi, S.Hum)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun