Tahukah Anda bahwa Vektor Institut merupakan salah satu laboratorium senjata biologis di Rusia?
Sampai dengan saat ini, belum ada vaksin yang bisa digunakan untuk menghentikan Covid-19 yang sudah menyebar ke ratusan negara di seluruh dunia. Tetapi, beberapa instansi dari berbagai negara sudah mulai melakukan uji coba vaksin corona. Salah satunya adalah Pusat Virologi dan Bioteknologi Vektor
Pusat penelitian yang biasa disebut Vektor institut ini adalah salah satu laboratorium yang telah mengambil 253 sampel dari pasien yang dinyatakan positif corona dan melakukan uji coba terhadap hewan dengan memberikan 13 vaksin virus corona yang potensial pada primata dan musang.
Menurut penulis, uji coba ini cukup baik karena primata memiliki beberapa kesamaan dengan manusia yang memungkinkan hasil yang cukup akurat. Sedangkan musang yang disebut bersama kelelawar sebagai mamalia penyebar virus mematikan bisa menghasilkan hasil yang membantu uji coba vaksin pada primata. Hal ini sebagai tindak lanjut dugaan asal usul SAR-CoV-2 dari kelelawar
Vektor institut memiliki fasilitas yang terbilang cukup lengkap. Mereka memiliki berbagai level zat biologis (biohazard) mulai dari biohazard level 1 yang memiliki resiko kesehatan minim hingga biohazard level 4 yang memiliki resiko kesehatan yang cukup ekstrim.
Karena itu, fasilitas yang disiapkan dalam laboratorium ini sangat lengkap baik itu biosafety, pengontrolan udara laboratorium dan sebagainya yang berkaitan dengan keamanan lab, peneliti dan keberhasilan penelitian. Vektor Institut sudah menggunakan biosafety level IV.
Dengan fasilitas yang lengkap dan pengalaman yang mumpuni, para peneliti berjanji bahwa dalam tiga bulan ke depan atau tepat pada bulan Juni, hasil terbaik yang mereka dapatkan akan segera diumumkan untuk publik.
Namun, tahukah Anda bahwa Vektor Institut merupakan salah satu laboratorium senjata biologis di Rusia?
Vektor Institut didirikan pada tahun 1974 ini awalnya didirikan sebagai Biopreparet atau laboratorium senjata biologis. Beberapa ilmuwan menduga pendirian laboratorium senjata biologis ini untuk menghadapi perang.Â
Oleh karena itu, beberapa ilmuwan sempat menolak keberadaan Biopreparet tersebut. Alasannya adalah Biopreparet tersebut melanggar konvensi senjata biologis yang dibuat pada tahun 1972 bahwa pengembangan mikroorganisme untuk senjata perang tidak diperbolehkan.