Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vektor Institut, Lab Senjata Biologis yang Sedang Melakukan Uji Coba Vaksin Corona

7 April 2020   08:40 Diperbarui: 7 April 2020   09:08 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | The Moscow Times

Pasalnya, senjata biologis dapat membunuh jutaan manusia, dan menghancurkan berbagai sektor kehidupan terutama sektor ekonomi dan sosial.

Akan tetapi, operasional laboratorium yang diprakarsai oleh akademisi Yuri Ovchinnikov  tetap berjalan dengan alasan pengembangan bukan untuk perang. Saat itu, Rusia masih menjadi Uni Soviet menggerakkan 30.000 karyawannya untuk meneliti dan memproduksi senjata biologis (Biowar).

Pada saat epidemi antraks yang berlangsung selama 6 minggu dan menewaskan 62 orang di Sverdlovsk, Rusia, beberapa ilmuwan asing mencurigai beberapa laboratorium senjata biologis Rusia termasuk Vektor Institut sebagai penyebab epidemi tersebut.

Meski Vektor Institut bukan penyebabnya, pada tahun 1992, penyebab epidemi tersebut pelan-pelan terungkap. Ternyata akibatnya adalah para pekerja pabrik senjata di Ekaterinburg (Sverdlovsk) gagal untuk mengganti filter penting sehingga melepaskan spora antraks ke luar. Beberapa orang menyebut kejadian tersebut sebagai salah satu wabah paling mematikan di dunia.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Laboratorium ini juga berhenti melakukan proyek biowar. Saat ini, Vektor Institut turut berperan mengambil andil dalam upaya pembuatan vaksin beberapa virus yang menyerang manusia.

Pada masa pasca-soviet, Vektor Institut sudah berkontribusi banyak dalam proyek penelitian dan pengembangan vaksin penyakit. Beberapa proyek pembuatan vaksin yang dilakukan adalah Hepatitis A, influenza, virus Ebola, obat antivirus dengan analog nukleotida, sistem uji untuk diagnosa HIV dan Hepatitis B dan penelitian lainnya.

Bahkan, Vektor Institut disebut sebagai satu-satunya laboraturium penelitian di Rusia yang menampung sampel virus cacar, Ebola hingga Antraks dilaporkan kebakaran.

Meski terkenal cukup canggih, beberapa kejadian terjadi cukup menggenaskan.
Pada tahun 2004 seorang peneliti di Vektor Institut harus meninggal dunia setelah secara tidak sengaja menusuk dirinya sendiri dengan jarum yang terkontaminasi virus Ebola yang sedang diteliti.

Kemudian pada September 2019, Vektor Institut mengalami kebakaran karena terjadi sebuah ledakan tabung gas di ruang sanitasi yang menyebabkan seorang pekerja menderita luka bakar yang cukup serius.

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun