Guru tidak menuntut dihargai tapi wajib dihargai
Gaji yang tinggi tidak sebanding dengan pengorbanan seorang guru. Gaji hanya untuk mensejahterakannya bukan membayar apa yang ia kerjakan. Guru tidak bisa dihargai dengan uang, emas, perak dan apa pun itu karena tidak satupun yang memiliki nilai jual melampaui perjuangan dan ketulusan seorang guru.
Siapa yang sangat peduli dengan kita atau anak kita untuk menguras pikirannya mengajarkan hal yang "tidak berarti baginya" jika ia mau berpikir egois. Mungkin anda berpikir, anda bisa mengajarinya, saya mohon untuk Anda memikirkannya selama satu bulan sebelum membantah pernyataan saya.
Beberapa orang berpikir bahwa mengerjakan tugas mereka sungguh-sungguh karena uang. Saya hanya ingin memberikan contoh guru-guru honorer di pedalaman yang mengabdi tanpa syarat rupiah. Mereka mewakili pengorbanan seorang guru.
Guru seharusnya diperlakukan layaknya raja (bukan berarti menyembah). Namun, perkembangan dunia menggeser status guru yang harus dihormati dan dihargai.
Baru-baru ini di Manado, seorang siswa memilih membunuh gurunya yang menegurnya karena merokok. Salah satu bukti dan contoh bahwa guru seakan kehilangan otoritas untuk dihargai, dihormati dan "ditakuti".
Baru setahun saya menjadi guru, saya menemukan rata-rata siswa zaman sekarang kurang menghargai dan menghormati guru. Berbicara dengan guru layak teman sejawat, saya tidak bermaksud membuat tembok pemisah antara guru dan murid tapi status guru dan siswa tidak ada dalam relasi antara guru dan murid.
Saya tidak tahu apakah saya dan teman-teman guru tidak mampu menunjukkan otoritas sebagai seorang guru atau apakah ada faktor lain yang menyebabkan seperti pola asuh orang tua dalam lingkungan keluarga dan pengaruh lingkungan.
Akan tetapi, saya yakin bahwa tiga faktor penyebab ini bertalian erat dalam pembentukan karakter siswa dalam memperlakukan guru.
Ironisnya bukan hanya siswa, ada beberapa orang tua siswa pun tidak menghargai guru. Saya menyaksikan teman saya diperlakukan seperti itu. Hanya karena siswa tidak memahami apa yang teman guru saya sampaikan, ia menyampaikan hal yang membakar amarah orang tuanya.
Teman saya dikatain bodoh, paksa diri menjadi guru padahal teman saya sudah berjuang beberapa tahun untuk memanusiakan anaknya. Ironis sekali.