Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kupas Tuntas "Jokowi Pinokio" dalam Majalah Tempo

16 September 2019   22:46 Diperbarui: 16 September 2019   23:43 5156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Polos, Bodoh, Pembohong dan Egois itulah Pinokio. Apakah Jokowi demikian?

Majalah Tempo kembali menggegerkan publik terkait dengan cover majalahnya edisi 16-22 September 2019. Sebelumnya Tempo sempat mendapat protes terkait dengan isinya yang membahas tim mawar dan kaitannya dengan kerusuhan 22 Mei lalu.

Karikatur Jokowi Pinokio sebagai cover majalah yang berjudul Janji Tinggal Janji cukup kontroversial. Masih dalam majalah yang sama, Tempo menuliskan beberapa tudingan beberapa pegiat antikorupsi kepada Presiden Jokowi perihal penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi yang dinilai sebagai bentuk ingkar janji.

Memang benar, akhir-akhir ini revisi UU KPK menuai pro-kontra dari berbagai lapisan masyarakat. Para pegiat antikorupsi, ahli hukum dan sebagainya ikut mengkomentari posisi KPK yang dinilai sedang berada di ujung tanduk.

Menurut Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, ia mengatakan bahwa Jokowi tidak cermat dalam membaca draf revisi UU KPK.

"Spesifik presiden menyebutkan bahwa pemerintah tidak sependapat dengan usul dari DPR yang menginginkan penyadapan dibatasi atau membutuhkan izin dari eksternal padahal draft diusulkan DPR kepada pemerintah, penyadapan di internal hanya melalui dewan pengawas. Walaupun dasarnya kita tidak sependapat dengan isu itu tapi narasi yang diungkapkan oleh presiden Jokowi tidak cermat atau bahkan tidak membaca bagaimana persoalan revisi UU KPK," ujar peneliti ICW Kurnia Ramadhana.

Selain itu, Ahli Hukum Tata Negara dari Sekolah Tinggi Hukum Indonesia, Jentera Bivitri Susanti, ia mengatakan bahwa jika ada argumen yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun pendukungnya bahwa revisi Undang-Undang (UU) KPK menguatkan KPK, maka hal itu menyesatkan masyarakat karena justru hal tersebut melemahkan KPK.

"Semua yang mau dibahas akan melemahkan KPK. Kajiannya sudah banyak, bahwa KPK ditempatkan di bawah Presiden saja, ada dewan pengawas, itu melemahkan. Intinya semua pasal melemahkan, jadi kalau ada argumen mau menguatkan itu menyesatkan masyarakat," tegas Bivitri kepada Kompas.com, Jumat (13/9/2019).

ICW pun mencatat pandangan 8 guru besar dari berbagai unversitas yang menolak rencana Revisi UU KPK. Termasuk guru besar dari Universitas Padjadjaran dan IPB. Baca selengkapnya disini.

Sekilas tentang Pinokio

Le avventure di Pinocchio atau Petualangan Pinokio adalah sebuah fiksi klasik dari Italia dengan tokoh pentingnya adalah Pinokio yang terkenal di kalangan anak-anak. Dalam fiksi karangan Carlo Collodi ini, Pinokio mengalami banyak masalah dalam petualangannya karena sifatnya yang polos, bodoh, suka berbohong, dan egois.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun