Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggu Ibu Pulang

27 Januari 2023   06:19 Diperbarui: 27 Januari 2023   06:28 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu segera membuka dus dan terlihatlah makanan yang sangat menggugah selera, Timbel nasi, pindang telur, oseng bihun dan kerupuk udang. Dengan cekatan, ibu membagi makanan itu masing-masing menjadi empat bagian, dan meletakannya pada piring.

"Nah, ayo, makan!" ucapnya sambil mengelus kepala kami.

Kak Bari duluan mengambil piring, disusul Ati. Aku dan Teh Dini mengambil piring setelahnya. Walau sedikit, tetapi makanan itu sangat berati bagi kami. Kami pun langsung melahapnya.

Ibu menatap kami satu per satu.

"Kok, Ibu gak makan?" tanyaku sambil sibuk mengunyah.

Ibu menggelengkan kepala.

"Ibu sudah kenyang, Nak! Makanlah!" ujarnya sambil tersenyum.

"Nah, Ibu mau siap-siap dulu buat jualan, ya!"

Kami hanya mengangguk.

Ibu segera bangkit, dan menuju dapur untuk menyiapkan barang dagangannya. Tetapi masih sempat kulihat, Ibu mengusap matanya yang basah.

Ah, Ibu selalu begitu. Selalu menahan lapar, demi kami anak-anaknya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun