Mohon tunggu...
Neni Komalasari
Neni Komalasari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Pengembang dan Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Substansi Filsafat Ilmu dan Implikasinya terhadap Dunia Pendidikan

2 September 2021   18:45 Diperbarui: 2 September 2021   18:48 1960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ilmu dalam bahasa Inggris adalah science, dan diindonesiakan menjadi sains, seperti dalam istilah yang lazim, 'sains dan teknologi'. Tapi di lapangan sains tidak mengacu kepada ilmu pengetahuan secara luas melainkan hanya menyebut pada kelompok ilmu pengetahuan tertentu saja, yaitu natural sciences sebagaimana diungkapkan oleh Mc. Graw-Hill (1974) 'The study of natural sciences and the application of this knowledge for practical purposes'. Masalahnya jika ilmu pengetahuan dipahami seperti itu, maka kategori lainnya tidak termasuk dalam bidang pengertian ilmu pengetahuan.

Sekarang ini kita meyaksikan ilmu pengetahuan telah berkembang sangat pesat. Satu hal yang pada waktu dulu belum dimengerti sebagai ilmu pengetahuan sekarang telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri. Selain itu kemajuan ilmu menuju ke arah perkembangan yang semakin kompleks. Ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat monodisipliner, tetapi bersifat antardisipliner, interdisipliner bahkan multidisipliner (Van Melsen, 1985).

Ilmu antardisipliner merupakan bidang keilmuan yang senantiasa dikaji dari dua disiplin ilmu. Ilmu-ilmu interdisipliner adalah ilmu yang telah berkembang dari dua disiplin ilmu, menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri. Ilmu multidisipliner merupakan bidang ilmu yang senantiasa dikaji dari berbagai pendekatan keilmuan.

Urgensi filsafat ilmu dapat dilihat dari perannya sebagai rekan yang kritis untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu memperkenalkan diskursus ilmu pengetahuan secara utuh. Filsafat ilmu menegaskan nilai moral bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu dapat berdiri di tengah cabang ilmu pengetahuan sebagai pengontrol dan pengarah bagi penerapannya. Termasuk di dalamnya bisa sebagai pengontrol terhadap dunia pendidikan.

Secara historis ilmu filsafat berbeda dengan filsafat ilmu. Ilmu filsafat berarti filsafat sebagai cabang ilmu, sedangkan filsafat ilmu berarti filsafat yang mewarnai seluruh disiplin keilmuan. Filsafat sebagai ilmu memiliki sistematika sebagai berikut: Gegenstand, yaitu suatu objek sasaran untuk diteliti dan diketahui menuju suatu pengetahuan, kenyataan, atau kebenaran. Gegenstand tadi terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti. Setelah itu ada alasan atau motif tertentu, dan dengan cara tertentu mengapa Gegenstand tadi terus-menerus dipertanyakan. Rangkaian dari jawaban yang dikemukakan kemudian disusun kembali ke dalam satu kesatuan sistem.

Menurut Koento Wibisono, filsafat adalah ilmu yang menunjukkan bagaimana usaha manusia yang tidak pernah menyerah untuk menentukan kebenaran secara kritis dan mendasar. Oleh karena itu dalam filsafat, proses yang dilalui adalah refleksi, kontemplasi, abstraksi, dialog, dan evaluasi menuju suatu kesimpulan. Filsafat sebagai ilmu mempertanyakan substansi dari objek yang dihadapinya dengan menempatkan objek itu pada kedudukannya secara utuh. Hal ini berbeda dengan ilmu-ilmu cabang lain, yang hanya melihat pada satu dimensi saja.

Implikasi terhadap Dunia Pendidikan

Filsafat merupakan dasar bagi proses pendidikan yang menghasilkan manusia yang cerdas dan terampil juga bermoral luhur. Dalam prosesnya pemberian  filsafat ilmu pada semua tingkatan pendidikan memiliki tujuan dan metode instruksional yang memperhatikan berbagai faktor. Sangatlah tepat ketika memasukkan mata kuliah filsafat ilmu dengan berbagai perbaikan di dalamnya ke dalam kurikulum pendidikan yang ada, dalam rangka peningkatan mutu akademik, sebab filsafat ilmu berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi pandangan manusia Indonesia yang berbhineka tunggal ika. Hal ini diharapkan mampu melakukan perbaikan yang mendasar untuk memahami hakikat ilmu sampai pada batas yang tidak terhingga.

Filsafat mengajarkan setiap manusia harus cerdas dan  bermoral luhur.  Filsafat bertujuan supaya pendidikan moral tersebut dapat dicapai dengan peningkatan kekuatan penalaran ilmiah, yakni melalui pemberian materi ajar tentang filsafat ilmu dalam dunia pendidikan. Dengan  harapan ketika filsafat ilmu masuk ke dalam dunia pendidikan bisa memahami seluk beluk ilmu secara ilmiah-filsafati, tanpa orang tersebut harus menjadi seorang filosof. Hal ini akan menjadikan diri manusia sebagai ilmuwan yang arif dan terhindar dari kesombongan intelektual, mengamalkan ilmu sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bersama dan tidak menjadikan ilmu sebagai bentuk hapalan saja.

Daftar Pustaka

Franz Magnis Suseno (1992). Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun