banyak penghakiman melebihi tabiat diri
entah apapun selalu diukur dalam indrawi
kemana nurani abadi yang merajai
relung tiap manusia penuh kelembutan abadi
ketika senyumku dihakimi
terlihat mekar berseri
namun nyatanya penuh duka
mengendap dalam dada seperti duri
bukan tak boleh menyembulkan isi kepala
tiap kepala manusia berbeda fakta
pandai menjaga nyatanya lebih utama
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!