Punya makaroni enaknya diapain ya?Kebetulan ada 250 gram makaroni yang masih utuh dari merek terkenal dari Italia. Sambil berpikir saya mencoba mencari "harta karun" yang tersimpan di kulkas.
Kalau dibikin campuran sayur sop ah itu mah sudah lazim. Sayur sop macaroni menjadi kesukaan si bocil alias anak bungsu saya.
Tapi, itu mah nanti agak siangan saja. Soalnya si bocil masuk siang. Biasanya dia sarapan dengan roti panggang kesukaannya.
Dibikin schotel juga sudah biasa. Bisa sih digoreng kering, tapi masa buat sarapan anak pertama dan kedua saya? Mana kenyang? Itu sih lebih tepatnya buat ngemil.
Setelah dikepoin, di kulkas ada daging ayam yang sudah diungkep. Nah, boleh nih dijadikan campuran macaroni. Ok, baiklah. Mari siapkan bahan-bahannya.
250 gr makaroni kering
2 sdm margarin
1/2 butir bawang bombay, cincang
100 gr daging ayam, potong kecil
2 siung bawang putih, cincang
1/2 sdt merica bubuk
1 sdm kaldu ayam bubuk
1 sdt garam
150 g keju cheddar parut
Sebelumnya, rebus makaroni hingga lunak. Angkat dan tiriskan.
Kemudian panaskan margarin hingga leleh dalam wajan. Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga layu dan wangi. Masukkan daging ayam, tambahkan sedikit air, aduk hingga kaku dan matang.
Selanjutnya, masukkan makaroni, tambahkan lada bubuk, kaldu ayam, sedikit garam. Â Aduk-aduk hingga tercampur rata. Terakhir tambahkan keju. Aduk-aduk agar bumbu menyatu dengan makaroni.
Selesai deh. Angkat dan sajikan. Tidak sampai 30 menit jadi. Mudah banget kan? No ri-bet!
Taraaa... jadi deh makaroni ayam tumis ala Chef Bunda Tety. Tadinya mau saya sajikan di atas roti tawar, tapi kan sama-sama karbohidrat. Jadi saya coret opsi ini.
Saya sajikan di piring. Tambah saos tomat dan saos cabai di atas makaroni. Tambahkan juga sedikit keju parut sebagai pemanis penyajian. Tidak lupa tambahkan potongan tomat. Kebetulan daun salada dan mentimun stoknya habis hehehe...
"Kakak Putik, Kakak Najmu ayo sarapan," kata saya.
"Bagaimana, enak nggak?" tanya saya.
Seperti biasa anak-anak sih bilangnya enak. Terbukti, sepiring itu habis. Saya tawari untuk menambah, katanya sudah kenyang. Bagaimana tidak kenyang, habis makan makaroni minum segelas susu hangat.
"Mau dibawa bekal Kak?" tanya saya.Â
Kebetulan masih tersisa banyak. Kalau buat bekal cukuplah. Lumayan juga ya dari 250 gram makaroni bisa menghasilkan sebanyak itu.
"Nggak usah, kan ntar pulang cepat," jawab anak kedua saya.Â
Biasanya, memang kalau Jumat itu pulang lebih cepat dibanding hari-hari biasanya. Terkadang sampai di rumah pukul 12 siang. Ok, baiklah.
Setelah anak-anak berangkat sekolah, saya mencoba makaroni buatan saya ini. Hmmm...enak juga. Gurih. Kejunya berasa banget. Tidak kalah deh dengan sajian yang dibikin di hotel-hotel atau restoran-restoran.
Pukul 9 anak bungsu saya bangun. Kalau Jumat, dia dijemput pukul 12.00, masukkan pukul 13.00. Saya tawari sarapan makaroni. Kebetulan dia memang suka makaroni.
Setelah dicicipi, katanya sih enak, cuma kejunya kurang berasa. Ah, masa sih? Keju 150 gram sudah cukuplah. Ok, reviewnya menjadi catatan buat saya.Â
Makaroni sendiri adalah makanan pasta khas Italia. Sangat identik sebagai makanan yang berasal dari Italia. Bentuknya unik, berbentuk elbow. Makanan ini sangat populer di dunia terutama di Indonesia.
Berdasarkan apa yang saya baca, makaroni terbuat dari campuran gandum jenis durum, tepung terigu, dan air. Makaroni yang beredar di pasaran telah diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan asam folat.
Berarti, makaroni yang memiliki rasa enak dan tekstur yang kenyal, juga menyehatkan. Kandungan gizinya cukup lengkap. Selain mengandung zat-zat gizi yang disebutkan di atas, makaroni juga mengandung serat.
Demikian sajian di hari Jumat yang penuh barokah ini. Selamat beraktifitas...