Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meridhai Takdir Allah

21 September 2021   10:22 Diperbarui: 21 September 2021   10:45 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir, pemahaman kita terhadap takdir perlu untuk diperbaiki. Karena masih banyak orang yang menyakini bahwa takdir adalah ketetapan Allah sejak awal yang tidak akan berubah.

Mereka berpendapat jika ia tertular, atau menularkan kepada orang lain, bahkan meninggal karena virus Corona, itu karena  takdir Allah. Itu sebabnya, mereka tidak mau menjalankan imbauan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Tidak mau memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan jika berada di luar rumah. Atau beraktifitas yang di luar persyaratan yang ditetapkan pemerintah dalam situasi seperti ini. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru.

"Manusia perlu berusaha semaksimal mungkin terlebih dahulu agar tidak tertular atau menularkan virus corona. Hal ini penting dan merupakan prinsip dalam Islam. Orang yang tidak menjalankan prinsip tersebut hakikatnya ia tidak menjalankan perintah Allah SWT," tegasnya.

Menjaga diri dan keluarga adalah prinsip dalam Islam dan kita perlu untuk berusaha semaksimal mungkin menjalankan prinsip Islam tersebut yang kemudian diiringi dengan tawakal pada Allah SWT.


Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Faedah Beriman pada Takdir

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Quran (STIQ) Al-Mutazam, Kuningan, Jawa Barat, ini menyampaikan ada beberapa faedah beriman pada takdir:

  • Dengan beriman pada takdir, setiap orang akan mengembalikan segala urusan kepada Allah. Mengetahui dan menyakini segala sesuatu sudah ditetapkan oleh Allah. Berharap kepada Allah agar ditetapkan takdir yang baik baginya.
  • Manusia tahu keterbatasan dirinya maka ia tidak sombong dan bangga ketika mengerjakan kebaikan. Bahwa di atas segala kehebatan manusia ada Yang Maha Menentukan. Manusia hanya bisa berusaha, tetapi usaha sehebat apa pun tidak bisa memberikan kepastian.

    Segala yang terjadi pada kita, baik maupun buruk adalah ketetapan dari Allah sehingga sudah seharusnya kita tidak bersifat sombong.

  • Kita menghadapi musibah dengan mudah karena kita tahu itu adalah ujian dari Allah.

    "Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepadaNyalah kamu meminta pertolongan." (An-Nahl 16:53)

    Semakin kuat iman kita kepada takdir, kita akan makin bahagia. Sebaliknya orang yang tidak beriman kepada takdir, pada saat ditimpa musibah, ia akan mudah berputus asa.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun