Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepenggal Kisah Akhir Perjuangan Ibu Saya Melawan Covid-19

28 Juli 2021   16:53 Diperbarui: 28 Juli 2021   17:16 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di IGD, saturasi oksigen ibu saya belum stabil, masih naik turun hingga Jumat (2/7/2021). Dua adik saya ikut menjaga di IGD. Tidak peduli jika harus berbaur dengan pasien Covid-19 lainnya.

Demi kesembuhan ibu, badai pun tetap diterjang, meski dengan resiko terpapar Covid-19 atau mengabaikan pekerjaan yang sudah berhari-hari terabaikan. Perawat sebagaimana disampaikan adik saya meminta keluarga untuk terus berdoa.

Kami pun membuat jadwal untuk bergantian berjaga. Kebetulan masa isoman saya berakhir pada Sabtu (24/7/2021). Abang saya juga sudah mengajukan cuti selama seminggu.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Agar tidak merepotkan, kami pun sudah menyewa kost-an yang dekat dengan RS. Sehingga kami tidak perlu bolak balik Jakarta Depok.

Jumat malam, suami juga sudah sempat membawakan pakaian dan laptop untuk adik saya. Maksudnya, biar adik tetap bisa fokus menjaga ibu tanpa harus mengesampingkan pekerjaannya.

Selepas maghrib, adik saya menemani ibu. Memijit kakinya yang kian dingin, memijit tangannya, memijit keningnya. Dengan harapan saturasi ibu naik dan tubuhnya menghangat. Adik juga membacakan surat Al Kahfi.

Lalu adik saya melihat layar monitor. Saturasi oksigen ibu kian menurun. Semula di angka 70, lalu turun ke angka 60, 50, 40, 30, 20, 10, dan berakhir di angka 0. 

Garis lurus memajang terlihat di bagian saturasi. Tidak ada suara yang terdengar dari alat ini. Waktu menunjukkan pukul 22.22 WIB.

"Suster, suster, ini kenapa kok lurus?" tanya adik saya panik.

"Yang sabar ya Pak, ikhlaskan. Ibu meninggal dunia," kata suster.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun