Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

RS Dipenuhi Penderita Covid-19, Pasien Non-Covid Ditolak

29 Juni 2021   09:34 Diperbarui: 29 Juni 2021   09:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"IGD RSUP Fatmawati saat ini hanya menerima pasien dengan terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala sedang, berat dan kritis," ujar Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSUP fatmawati Jakarta, Iwan Rusmana, Selasa (22/6/2021) sore, sebagaiman dikutip kompas.com.

Kebijakan tersebut juga diambil untuk menghindari penularan Covid-19 di ruang rawat RSUP Fatmawati.

DKI Jakarta saat ini ada penambahan 34 rumah sakit yang ikut merawat pasien Covid-19. Dari sebelumnya ada 106 rumah sakit rujukan Covid-19, kini sudah ada 140 rumah sakit rujukan.

Sedangkan untuk 32 rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta seluruhnya diberikan tempat khusus untuk perawatan pasien Covid-19.

Manajemen rumah sakit sepertinya dalam keadaan "kalut" di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Apakah mendahulukan pasien Covid-19 atau pasien non-Covid? Kalau menerima pasien non-Covid, berarti pasien berada di tengah-tengah kondisi yang tidak menguntungkan. Potensi terjadinya penularan sangat besar.

Jangankan pasien, tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat saja banyak yang bertumbangan dihantam virus Corona. Mereka yang pakai alat pelindung diri lengkap saja bisa kena, bagaimana pasien yang tanpa perlindungan?

Ledakan kasus Covid-19 menyebabkan bed occupancy rate (BOR) untuk non-Covid-19 di RS jadi sangat sedikit dan menyebabkan arus pasien terganggu. Dan, RS bisa apa? Kecuali untuk perawatan jalan masih memungkinkan, tapi kalau perawatan inap?

Yang paling kasihan ya tentu saja pasien-pasien non-Covid yang butuh penanganan serius seperti kontrol kehamilan atau pasien-pasien hipertensi, jantung yang harus kontrol rutin atau penyakit ginjal yang harus cuci darah. Mereka jadi sulit ke rumah sakit.

Entahlah harus bagaimana lagi. Yang menurut saya banyak faktor mengapa lonjakan Covid-19 di Indonesia melesat. Terutama karena tidak konsistennya pemerintah dalam menangani Covid-19.

Di saat Covid-19 belum betul-betul melandai, pemerintah justeru membuka pintu-pintu penularan baru dengan dalih pemulihan ekonomi. Pemerintah harus mampu menentukan prioritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun