Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjadi Korban Copet: Dipepet, Ditodong, Dibuntuti, Didorong, Bersitegang

15 Juni 2021   17:50 Diperbarui: 15 Juni 2021   19:08 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lha itu tangan loe ngapain di tas gue. Mau nyopet kan?" kata saya. 

"Lepasin kagak tangan loe atau gue teriak copet!" tantang saya. Seketika dia pun melepaskan tangannya.

"Minggir, gue mau turun," kata saya seraya mendorong tubuhnya dengan badan saya.

Sementara saya perhatikan, gerombolan pemuda di pintu belakang dan depan seketika juga diam. Mungkin karena mangsanya lepas, jadi lemas.

Sejak itu, saya selalu memperhatikan gerak-gerik orang-orang yang ada di dalam bus. Kalau mencurigakan hp dan dompet saya sembunyikan di tas yang saya gulung dengan sapu tangan handuk. Kalau mau turun tas saya peluk.

Entah kalau kekinian, apakah masih ada yang begitu? Sepertinya sih sudah tidak ada karena transportasi umum jenis ini sudah "bermetamorfosis" menjadi bus Trans Jakarta dengan berbagai rute.

***

Di kereta, penumpang begitu sesak. Maklum, jam pulang kerja. Kondisinya juga tidak seperti sekarang ini. Dulu, kereta ibarat toko berjalan. Apa saja ada. Dari jualan makanan, minuman, perabot, baju anak-anak, mainan, hingga buku-buku.

Sudah bisa diduga, kawanan pencopet bertebaran di sini, berbaur bersama para penumpang lainnya. Memanfaatkan celah di sesaknya para penumpang.

Saya sudah waspada sebenarnya. Tas ransel saya gemblog di depan dan saya jepit pakai satu tangan saya, tangan satunya lagi dipakai untuk berpegangan.

Ketika sebentar lagi akan masuk ke Stasiun Depok Lama, saya sudah berusaha mengubah formasi berdiri saya dengan menggeser kaki sedikit demi sedikit. Saat itu, saya merasa tas saya tertarik, dengan refleks saya tarik tas saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun