Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kematian Akseyna 6 Tahun Masih Misteri

17 Mei 2021   15:30 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:41 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga kini sudah lebih dari 20.000 yang tanda tangani petisi, tapi sepertinya masih kurang untuk mendorong kepolisian dan UI supaya memberikan tanggapan.

"Bantu kami untuk dapatkan kejelasan tentang putra yang kami bangga dan rindukan," pintanya.

Sebagai orangtua jelas saya merasakan kesedihannya yang mendalam. Jika saya berada di posisinya, pasti saya juga akan diliputi kegundahan karena belum ditemukan titik terang siapa pelakunya. 

Dari awal mengikuti kasus ini (kebetulan saya banyak agenda pekerjaan di UI dan sering mampir ke danau itu), saya sudah menaruh harapan besar pihak kepolisian cepat mengungkap kasus ini secara terang benderang. 

Kasus memburu teroris di ujung dunia saja sanggup, pasti kasus ini lebih mudah lagi diungkap. Begitu optimistis saya. Tapi ternyata, sudah 6 tahun belum ada titik terang lagi. 

Kasusnya masih saja gelap. Tak ada perkembangan signifikan yang ditemukan polisi untuk menangkap pelaku dugaan pembunuhan tersebut.

Hasil analisis Grafolog Deborah Dewi, terhadap surat wasiat yang diduga ditinggalkan Akseyna Ahad Dori (19) sebelum jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga, UI, seharusnya bisa dijadikan petunjuk kuat.

Grafolog adalah orang yang mampu menganalisis pola tulisan tangan yang dapat mengidentifikasi kondisi psikologis maupun karakter dari seseorang. Termasuk mengungkap apakah tulisan tangan itu asli atau palsu.

Deborah Dewi menyimpulkan surat wasiat Akseyna dibuat oleh dua orang yang berbeda. Orang pertama adalah Akseyna sendiri, orang kedua adalah orang yang mencoba meniru tulisan dan tanda tangan mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu.

"Siapapun orang kedua itu, dia pikir dia cerdas," tulis Deborah dalam e-mailnya kepada Wartakotalive.com, Kamis (21/5/2015) lalu sebagaimana dikutip kompas.com, Jumat, 26 Maret 2021.

Adapun surat itu bertuliskan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun