Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar dari India, Quraish Shihab Tegaskan Mudik Saat Covid-19 adalah Dosa

10 Mei 2021   20:14 Diperbarui: 10 Mei 2021   20:49 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau itu tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, itu terlarang oleh agama. Itu bukan amal shaleh," tegas tokoh ulama besar ini.

Yang harus disadari Covid-19 bisa membahayakan, yang mengancam kehidupan seseorang. Jadi, tidak mudik dalam konteks saat ini tidak dilarang agama. 

Seperti halnya ketika nyawa kita terancam karena kelaparan, agama membolehkan memakan sesuatu yang meski makanan itu terlarang oleh agama. Boleh makan sesuai dengan kebutuhan dalam konteks memelihara hidup. Karena apa? Karena itu memelihara jiwa.

Kalau kita membahayakan orang lain sehingga menyebabkan orang itu meninggal, itu dosa. Dalam Alquran disebutkan, siapa yang membunuh seseorang tanpa alasan yang benar, ia seakan-akan membunuh seluruh umat manusia. Siapa yang memberikan kesempatan hidup pada satu orang saja, bagaikan memberi hidup seluruh manusia.

"Ini konsep agama, konsep ibadah. Ibadah itu bukan hanya ibadah ritual. Menghormati orang itu bisa lebih utama daripada Anda shalat sunah. Kata agama ini, agama untuk kemanusiaan," ujar Rektor ke-8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ini.

Sama halnya ketika kita ingin itikaf di masjid dalam kondisi pandemi Covid-19. Bandingkan dengan dokter-dokter yang jaga di rumah sakit lebih utama sisi pahalanya daripada orang yang itikaf.

Kalau dokter berjuang mengobati orang demi kesembuhan orang lain. Sementara, itikaf demi kepentingan pribadi. Di sisi lain, itikaf juga bisa menularkan Covid-19, sementara di sana mengobati Covid-19.

"Kita tidak usah terlalu risau, tidak shalat idul fitri di masjid atau bahkan shalat Jumat yang wajib kalau hujan lebat bisa tidak dilakukan di masjid. Shalat idul fitri bisa menimbulkan kerumuman, padahal shalat idul fitri itu sunah," urainya.

Karena itu, ia menyarankan mudik bisa dilakukan di waktu yang lain atau dengan cara yang lain. Bisa melalui zoom, melalui telepon, bisa mengirim hadiah, untuk mencegah bahaya yang lebih besar.

"Kenapa kita harus terpaku pada mudik yang membahayakan kita semua, padahal ada kesempatan lain dan cara lain yang bisa ditempuh," kata mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998).

"Kenapa kita harus bersikeras ke masjid, shalat idul fitri yang melanggar protokol. Anda ingin mendapatkan pahala tapi pulang Anda membawa dosa," tandas cendekiawan muslim ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun