Sudah dilaksanakan 5 waktukah (dari yang semula diperintahkan 50 waktu)? Apakah saya juga menambahnya dengan shalat sunnah lainnya?
Perjalanan itu juga menjadi refleksi diri untuk selalu membersihkan hati dari sifat-sifat yang dapat merusak nilai-nilai ibadah yang sudah kita lakukan.
Atau pun melepaskan diri dari kesedihan, kekecewaan, kegelisahan, kemarahan, rasa sakit yang bisa jadi masih melekat dalam hati saya. Yang tentu saja dengan cara mendekatkan diri dan berkomunikasi denganNya melalui shalat. Agar jiwa saya dapat terhubung kepada Allah.
Peristiwa naiknya Rasulullah dari bumi ke langit bisa juga saya maknai bahwa kehidupan kita tidak melulu berlandaskan kepentingan di dunia atau di bumi yang kita pijak ini.
Tetapi juga mengingatkan kita sebagai umat manusia bahwa ada kepentingan yang lebih tinggi dan mulia derajatnya yaitu kepentingan akhirat.
Karena sesungguhnya perjalanan dalam dimensi kehidupan manusia adalah Mi'raj (mencapai puncak tertinggi). Mi'raj menjadi perjalanan spiritual tanpa penghalang antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Sebagai pengingat diri bahwa di atas langit masih ada langit. Dan di atas langit lagi masih ada Allah Sang pencipta langit. Karena itu, manusia tidak boleh sombong atas kehidupan dunia yang hanya sesaat dan melalaikan itu.
Jadi, sudah seimbangkah saya menjalani kehidupan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat? Atau bisa jadi saya lebih disibukkan oleh kehidupan duniawi dibanding kehidupan ukhrowi?
Bagaimana sikap dan sifat saya selama ini? Apakah hubungan saya dengan sesama manusia sudah dalam keadaan baikkah? Memiliki kepedulian dan empati? Bagaimana pula hubungan saya dengan Sang Khalik? Sudahkah saya menjalankan segala perintahNya dan menjauhkan segala laranganNya?
Perjalanan Isra' Mi'raj juga bisa saya dipahami, bahwa setiap manusia tidak akan pernah lepas dari berbagai persoalan hidup. Dan, shalat adalah solusi bagi persoalan, juga sebagai sarana untuk meminta pertolongan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah, "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (QS. 2:45).