Karena saya masih remaja dan tidak tahu dunia percintaan jelas saya abaikan. Saya tidak mau terbujuk romansa gombal yang nanti membuat saya menyesal. Harus waspada. Hahaha.. Entah kalau saat itu saya sudah dewasa, mungkin jalan cerita jadi lain.
Tapi melalui komunikasi ini bisa juga menjadi ajang mencari jodoh. Karena sering bertemu di udara dan lanjut berjumpa di darat, tumbuhlah benih-benih asmara.Â
Terbukti, beberapa kawan abang saya akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan. Termasuk abang saya, meski akhirnya berpisah setelah 12 tahun menikah.
***
Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, menurut saya turut memengaruhi cara seseorang mencari pasangan hidup.Â
Terlebih jika mendengar sepenggal lirik lagu dari Kunto Aji berjudul Terlalu Lama Sendiri, jiwa jomlo serasa meronta.
"Sudah terlalu sendiri, sudah terlalu lama asyik sendiri, lama tak ada yang menemani, rasanya..."
Jika dulu lewat biro jodoh yang dipasang di rubrik khusus surat kabar atau majalah, seperti yang sering saya baca, lalu bergeser melalui media lain berupa radio amatir, Â chatting di komputer, dan lewat acara televisi, kekinian bermunculan aplikasi kencan online.
Cari jodoh memang bisa lewat jalan mana saja. Mungkin jika kita kerap gagal di dunia nyata, barangkali perlu mencoba lewat kencan online. Terlebih sekarang jamannya sudah digital. Semua bisa kita dapatkan lewat genggaman handphone kita.
Jodoh tidak ada yang tahu. Bisa jadi kawan kita semasa sekolah, kuliah, tetangga, yang bertemu di media sosial semacam Facebook, Instagram, Twitter. Ini termasuk online juga kan? Â Banyak juga kan yang akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan?
Aplikasi kencan online memang menawarkan kemudahan. Kita tinggal memilih kira-kira siapa yang cocok. Seperti kemudahan kita berbelanja secara online. Geser kiri, geser kanan.