Dengan demikian, itu berarti, memakai ilmu tajwid dalam membaca Alquran hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa diwakili oleh orang lain.
Ada tiga manfaat kita mempelajari hukum bacaan mad. Pertama, kita jadi mengetahui cara membaca yang benar karena salah panjang pendeknya bisa mengubah arti. Kedua, bacaan kita jadi lebih benar sehingga tidak mengubah arti. Ketika, jika bacaan benar didengarpun juga enak.
Saya tidak bisa menulis lebih panjang lagi mengenai hal ini. Bisa saja sih tapi khawatir saya salah mengartikannya. Apalagi kan saya juga masih taraf belajar, masih level murid, bukan ahlinya. Yang ada malah nanti jadi kacau balau. Gawat kan?
Ya memang sih saya merasa lancar membaca Alquran, tapi kan saya tidak tahu apakah cara membaca saya benar atau tidak, sesuai atau tidak. Tadi saja cara membaca kami masih ada yang diluruskan. Jadi, tetap saja saya harus berguru kepada ahlinya kan?
Karenanya, belajar tahsin, menurut saya, tidak bisa sekedar lewat tulisan atau buku panduan membaca Alquran. Tetap harus belajar bersama guru tahsin. Terlebih cara membaca mad juga banyak jenisnya.
Guru tahsinlah yang nanti meluruskan kesalahan kita. Kalau kita belajar sendiri tanpa guru, kita mana tahu apakah yang kita baca itu pengucapannya benar atau tidak. Â Bukan begitu? Begitu bukan?
Selama dua jam lebih sedikit kami pun tuntas belajar tahsin dan akan dilanjutkan pekan depan. Tentu saja dengan ilmu yang lainnya. Semoga ilmu yang dipelajari ini memberikan manfaat dunia dan akhirat.
Buat teman-teman yang juga tengah belajar tahsin, selamat belajar  ya. Insyaallah akan menjadi ladang ibadah buat kita dan membawa syafaat buat kita di akhirat kelak. Aamiin...