Sayangnya, pas sampai di sana, pintu perbatasan ditutup, karena kebetulan pas sampai masih waktunya tutup. Padahal jarak ke perbatasan hanya 500 meter dari pintu perbatasan. Perbatasannya sendiri jembatan kecil yang menjadi tanda batas kedua negara.Â
Terlebih pemandangan alam di perbatasan ini begitu cantik.Sambil menunggu pengemudi "bernegoisasi" agar pintu perbatasan diperkenankan dibuka, kami pun mengisinya dengan berfoto dalam berbagai view. Setelah menunggu, ternyata petugas tidak memberikan ijin.Â
Ya sudah, waktu sudah tidak mungkin juga kalau menunggu sampai pintu perbatasan dibuka, akhirnya kami memutuskan segera ke bandara. Antara sedih dan kecewa.
Timor Leste sendiri dulunya bernama Timor Timur. Wilayah bekas jajahan Portugis ini bergabung dengan Indonesia yang  diresmikan pada 17 Juli 1976. Timor Timur pada akhirnya resmi menjadi provinsi ke-27 dan provinsi termuda di Indonesia.
Setelah rezim Soeharto tumbang, sebagian besar rakyat Timor Timur ternyata berkeinginan untuk lepas dari Indonesia. Setelah melalui penentuan pendapat rakyat pada 30 Oktober 1999, Indonesia harus rela kehilangan Timor Timur yang kemudian resmi menjadi negara merdeka dengan nama Timor Leste pada 20 Mei 2002.
Meski hanya sebentar di sini, bagi saya, Atambua adalah mutiara pariwisata di perbatasan RI-Timor Leste. Sangat jarang yang ke sini. Hanya warga lokal dan wisatawan dari Timor Leste yang mengetahui potensi kecantikan daerah perbatasan tersebut.
Tapi saya yakin, suatu ketika Atambua akan semenarik Pulau Komodo atau Bali atau "saudara-saudaranya" yang lain. Bukan tidak mungkin Atambua akan menjadi tujuan wisata dengan segenap destinasi unggulannya.