Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Begini Protokol Kesehatan Resepsi Pernikahan di Gedung

30 Juli 2020   13:05 Diperbarui: 30 Juli 2020   12:52 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau sesuai nanti akan muncul nama tamu berikut nama pihak keluarga yang punya hajat. Kalau nama tamu tidak muncul, berarti dia adalah tamu yang tidak diundang. Karenanya, tidak diperkenankan masuk. Terdengar kejam ya, tapi ini demi kebaikan bersama.

Bagaimana dengan "uang amplop"? Ini juga dilakukan secara virtual yang jumlahnya tidak ditentukan, tergantung berapa tamu ingin memberikan. Untuk sementara, PPJI bekerjasama dengan jaringan Link, sedangkan dengan Ovo, Dana, Gopay masih belum.

Setelah itu, tamu masuk ke bagian ruang tunggu dengan kursi yang berjarak. Jika sudah mendapat giliran, tamu dipersilakan untuk menemui kedua mempelai bersama orangtua mengikuti tanda arah di lantai. Tamu tidak diperkenankan naik ke panggung untuk sekedar memberikan ucapan selamat dan berfoto. Semuanya dilakukan di depan area panggung yang sudah ditandai.

Dalam simulasi ini, tidak ada sajian makanan dan minuman. Jadi tidak ada kebiasaan makan makanan yang disajikan dalam buffet. Sajian sudah dikemas dalam wadah hampers yang akan diberikan saat pulang berikut souvenir tanpa ada sentuhan fisik. Lalu tamu dipersilakan ke luar gedung resepsi dari pintu keluar.

***

dok. pribadi
dok. pribadi
Nena Firdaus, Ketua DPC PPJI Jakarta Barat, saat ditemui di sela simulasi, mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk mencari bentuk terbaik model resepsi pernikahan di era new normal.

"Lewat simulasi ini kami ingin memberikan solusi bentuk pernikahan yang lebih cocok untuk era new normal. Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan model pesta pernikahan seperti ini, mengijinkan penyelenggaraan pernikahan seperti konsep ini," jelas Nena.

Sejak awal Mei, kata Ketua PPJI DKI Jakarta, Siti Djumiadini,  terus berupaya mencari bentuk yang cocok untuk 'menghidupkan' kembali industri wedding ini. Terutama terkait tata cara pelaksanaan pesta pernikahan yang sesuai dengan masa pandemi Covid-19.

Dalam simulasi ini melibatkan semua komponen yang biasanya terlibat dalam even pesta pernikahan seperti pengelola gedung, dekorasi, dokumentasi, catering, bahkan organ tunggal.

Dengan simulasi ini, ia berharap pemerintah mengijinkan model pesta pernikahan yang digagas PPJI DKI Jakarta Barat ini. Terlebih beberapa negara juga sudah membolehkan pesta pernikahan seperti ini.

Model pernikahan yang digagas PPJI ini, menurut saya, lebih mudah untuk mengontrol pergerakan masyarakat, mengawasi potensi kerumunan orang dan kalau ada kasus yang muncul pasca pesta pernikahan, pelacakan kasus lebih mudah dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun