Mohon tunggu...
Nenden SuryamanahAnnisa
Nenden SuryamanahAnnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hanya seseorang yang sedang belajar menulis dan belajar menyampaikan opininya lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Menantang Aku - Puisi tentang Hujan

17 Desember 2022   10:55 Diperbarui: 17 Desember 2022   11:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan tak pernah gagal tuk menghadirkan sendu
Memicu ingatan pahit muncul, berseru-seru, mengganggu
Mendesak hati merasa derita duka, gema rindu atau serpihan luka atas prasangka semu.


Tak apa, bukankah manusia dituntut tuk bisa memeluk semua sendu

tuk menyembuh luka?

Hilangkan prasangka
"Akan terluka itu hanya ada di khayalmu, hadapi!" Katanya

Maka, hari-hari lalu, aku berdiri di tengah lapang
Tegas menengadah wajah, menyambut hujan.
Aku tantang rasa takut akan sendu dan luka
yang kata orang, pasti dibawa hujan.
Membiarkan tetesnya mengaliri setiap jengkal tubuhku.
Aku menantang aku.
Hadapi prasangka akan terluka.

2 kali matahari tumbang
Aku tetap di lapang, mulai bersahabat dengan kedinginan
2 kali lagi matahari tumbang
Aku tidak lagi kehujanan
Aku berani mendekap hujan
2 kali matahari tumbang kemudian
Aku mulai menari mengikuti irama rintiknya
Aku sempurna menyatu dengan hujan
Terbuai euporia bahagia
terbang tinggalkan pijakan kenyataan.

Terbukti, hujan memang tak datangkan luka
Namun, ternyata ia bisa bersalin menjadi badai
Membawa serta angin dan halilintar
Menghempaskan aku, kembali ke pijakan kenyataan

Hujan, tak lagi membuatku kedinginan
Ia membuatku bergidik gemetar
Rintik air yang biasanya membasuh
Kini serasa menusuk tubuh.
Aku pincang, tak bisa lagi menari apalagi membersamai badai ini.

Aku kembali menatap hujan dari balik kaca.
Di dalam sini hangat. Ter-la-lu hangat ternyata.
Naluri menarik diri ini untuk kembali
Tetapi, luka yang bukan lagi hasil prasangka
Menahan diri agar tak ulangi patah hati yang sama lagi

Sial, tidak pernah ada yang bilang menyoal imbas hadapi prasangka.
Nyatanya, kamu hanya akan sedikit lebih bahagia atau kembali dengan luka yang lebih menganga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun