Mohon tunggu...
Nendela ritnaagustin
Nendela ritnaagustin Mohon Tunggu... Perawat - Nendela

Belajar dari kegagalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahaya Circle Toxic untuk Mental Health

26 Mei 2021   21:46 Diperbarui: 26 Mei 2021   21:59 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Gausah so high ya nongkrong sana sini, nora!"

"Gausah so pinter ya, pake maju ke depan so ngerjain soal! gue juga bisa kali"
bahkan saat kerja kelompok pun saat aku berbicara mereka tidak menganggapku ide-ide dariku untuk kelompok pun tidak pernah di dengar oleh mereka, dan jika ada yang menjawab hanya

"Ih kamu siapa? kelompok ini juga?". Mungkin bagi sebagian orang ini masalah kecil tapi tidak bagiku, sakit sekali hatiku saat teman tidak menganggapku. Bahkan saat ada aku di sekitar mereka dan mereka ingin makan di luar aku tidak pernah di ajak, dan ketika aku pulang baru mereka berangkat ke tempat makan mereka seperti tidak mau ada aku di sekitar mereka. 

Hampir semua orang di kelas seperti itu aku pun sampai di fitnah aku di adu domba kan oleh mereka kepada teman dekatku agar teman dekatku menjauh dariku. Emang aku salah apa? Gara gara sering mengunggah foto bersama teman lama sampai segitunya? Cemburu teman memang ada dan boleh tapi ini sudah kelewatan.

Semenjak kejadian itu aku tidak punya teman, tidak ada yang mau berteman denganku semua membicarakan keburukan di belakangku aku sering di kata katai, padahal aku bukan orang yang seperti itu. 

Aku merasa hidupku sangat kacau, ada tapi tidak dianggap sungguh sangat menyakitkan karena dari kecil aku selalu berteman baik dengan siapapun tapi mengapa sekarang begini? Benar, orang dewasa bukan karena umur tetapi karena pola pikir dan perilaku. 

Aku menjadi orang yang murung, pemalu, introvert, mereka semua telah mengubah hidupku yang semula penuh warna jadi gelap gulita. Setiap hari aku memendam rasa sakit hati, karena aku merasa aku tidak salah, aku tidak berani bercerita pada kedua orang tua ku karena aku tahu mereka juga punya masalah, banyak yang harus di pikirkan.

Satu semester kuliah berlalu, aku berusaha mencari cara untuk keluar dari kelas toxic itu, aku mencoba melamar pekerjaan karena jika bekerja mungkin aku akan pindah kelas menjadi kelas karyawan aku sudah tidak tahan. 

Aku masih tidak punya teman, aku semakin menjadi introvert, aku menjadi orang yang sangat tertutup, aku tidak pernah lagi tertawa, setiap malam selalu menangis, aku merasa kuat dan bisa memendam semuanya. 

Tapi aku salah aku tidak bisa menahan semua itu setiap akan pergi ke kampus aku merasa ingin menangis, teriak, marah. Aku menjadi sangat takut untuk pergi berkuliah, saat di perjalanan menuju kampus pun aku sering ingin menangis, bahkan aku sering melukai diri ku sendiri sebagai pelampiasan amarahku.

Sepulang kuliah mungkin mataku bengkak seperti habis menangis, ibuku semakin curiga denganku, aku yang jarang makan, tubuh terlihat kurus, wajah terlihat kacau, tidak bersemangat, akhirnya ibuku menanyakan ada apa dengan ku, aku bercerita pada ibuku sambil menangis sejadi jadinya karena sudah lama aku memendam semua ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun