Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Festival Anti Korupsi Baru Saja Lewat... Eee... Malah...

17 Desember 2015   13:28 Diperbarui: 20 Januari 2016   12:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiks...terngiang-ngiang kejadian bertahun lalu saat anak kami dilarang jualan disekolah dan juga setahun lalu , adiknya di sekolah negeri berbeda juga dilarang berjualan disekolah oleh wali kelasnya. Dengan acuan dari hasutan .. eh aduan eh 'referensi' dari orang tua murid lain yang entah bagaimana kata-kata yang disampaikan ke wali kelasnya sehingga anak kami berjualan pada saat waktu PULANG sekolah dianggapnya kami orangtua sudah mengeksploitasi anak.

Berjualan setelah pulang sekolah yang cuma kadang setengah jam kadang sejam, bagaimana mood anak kami saja itu dianggap kami orangtua menjadikan anak kami sebagai ladang uang. "Ga usah segitu nya amat Pak kalo nyari uang" begitu NASEHATNYA. Glekh... Tukul mana tukul ...tolong disobek-sobek nih mulutnya... *bertanduk

http://www.kompasiana.com/nenasibaikhati/maksud-hati-ingin-mengajarkan-jiwa-entrepreneur-sejak-dini-apa-daya-kuasa-guru-lebih-berjaya_54f95055a33311ae068b4c30

Lebih menyayat hati...halaah didramatisir, itu adalah sekolah terbuka untuk produk-produk susu, makanan olahan untuk buka lapak, buka stand di halaman sekolah seharian. Terutama saat seperti sekarang yang sudah tidak ada pelajaran. Dan tidak boleh pulang walau tidak ada kegiatan apa-apa. Yaaa iyyaallahh...itu stand siapa yang mau beli kalau murid-muridnya pulang lebih cepat. Belum nanti ada 'lomba-lomba' atau 'yel-yel' doktrin biar nanti beli produknya. Hmm...kira-kira bayar berapa duit yah itu produsen untuk bisa buka stand seperti itu ??

Dan terlepas karena anak kami dilarang berjualan disekolah, menurut aq terutama...ada stand produk tertentu di sekolah itu ga bener. Dan ternyataaa...di Festival Anti Korupsi kemarin di Sabuga ada poto yang jelas blas menerangkan menjadikan sekolah ladang uang adalah salah satu tindakan korupsi !

Ini sekolah baru lagi buka stand produk tertentu, setelah sekian lamaaa ga pernah ada. Jadinya ironis-tragis-miris...maakk sekolah-sekolah lain terlibat aktif ikut memperingati dan mendukung anti korupsi..lah iniii....merintis untuk mengais pundi-pundi dengan jalan yang menurut banner mah termasuk korupsi.

 

Nanti mau usul ah di http://www.iuran.id/index.php?controller=home

Waktu jeda antara setelah ulangan dan bagi rapot itu diisi dengan berjualannya murid-murid di sekolahnya sendiri. Hanya berlaku untuk murid yang orang tua nya mamam nasi, roti, mi dan nyemilnya kuaci. Kalau untuk murid yang orang tuanya mamam gengsi, nyemilnya pujapuji dan gila dikagumi mah nonton saja...bae-bae diam nonton aja kalau ga mau jadi penjual atau pembeli.

Dan kemaren bagi rapot, dapat info ini. LKS ??? Ya Allah...buku pelajaran biasa aja yang sudah ada entah ngerti bener entah tidak itu murid-murid. Entah  bener diajar semua lengkap entah tidak itu oleh gurunya. Ffiiuhh...kenapa sih mereka tidak mencari tambahan dilluar sekolah saja yah...greget !

Kalo mereka bisa mengendus celah mana saja yang bisa jadi modus, orang tua/orang lain juga bisa mengendus mana yang modus mana yang tulus !

Coba, banner yang anti korupsi yang paling atas itu diwajibin di pasang disetiap sekolah, seperti banner PENYELENGGARAAN SEKOLAH GRATIS atau KAWASAN BEBAS ROKOK

#ngacaduluyangkhusu

#parentingantikorupsi

#GakPakeKorupsi

#HariAntiKorupsi

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun