Mohon tunggu...
Nella Mokalu
Nella Mokalu Mohon Tunggu... Musisi - ❤️

hai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepiring Nasi

3 November 2018   10:08 Diperbarui: 3 November 2018   10:16 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya betul," jawab kakek.

"Mulai sekarang, semua hasil dari lahanmu akan menjadi milik Belanda dan anda harus mencukupi apa yang kami minta setiap hari tanpa dibayar," jawab tentara itu.

"Bukankah kesepakatan kita 70% untuk Belanda dan 30% unutk keluarga saya?"tanya kakek.

"Sekarang kesepakatan itu tidak berlaku lagi,"jawab tentara itu sambil meninggalkan rumah.

"Ta.. ta.. tapi bagaimana saya mencukupi kebutuhan keluarga saya?" tanya kakek. Namun, tentara tersebut sudah pergi.

 Kakek menutup pintu dan masuk ke dalam rumah dengan raut muka yang cemas.

 "Ayahhh, aku belum kenyang," terdengar suara yang sangat familiar dari belakangku. Aku menoleh dan melihat ayahku yang masih kecil. Ia sedang mengangkat piringnya yang sudah kosong. 

"Bersyukur selagi kamu bisa makan nak. Mulai hari ini, tentara Belanda akan mengambil semua hasil dari lahan ayah dan berarti porsi makan kita semua akan semakin berkurang bahkan mungkin akan ada hari-hari dimana kita tidak bisa makan lagi," jawab kakek dengan lemas.

Walaupun kakek memiliki pertanian yang sangat luas tetapi untuk memberi makan keluarganya  pun sangat terbatas. Sekarang aku mengerti kenapa ayah selalu menyuruhku untuk menghabiskan makanan dan besyukur bahkan untuk sepiring nasi yang tidak seberapa banyaknya.

Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Aku langsung keluar dan menuju ke meja makan. Masih ada ayah yang sedang duduk sambil memegang handphonenya.

"Ayah, dimana makanan Reiko tadi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun