Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari "Raja Halu" Sampai Pandemi Tetap Kita Tidak Pernah Belajar

8 Agustus 2020   13:38 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita Tidak Pernah Belajar Bahkan dari Kerajaan Halu Sekalipun

Saya juga berfikir banyak yang akan melewatkan tulisan ini karena membawa wacana yang sudah basi, tapi masalah nya bukan nya di jadikan pelajaran bagi kita melainkan terus menerus mengulangi kesalahan yang sama, saya yakin walaupun entah itu kapan fenomena serupa akan terjadi di negeri ini.

"Jika pelawak di tangkap siapa yang akan mengalihkan perhatian kita dari buruk nya nasib warga, hidup yang celaka dan yang tinggal di negara ini"

Anggap lah keraton - keraton aneh itu delusi, halusinasi tetapi menurut saya yang namanya halusinasi itu di butuhkan, di inginkan, di sukai ada benar nya kata bung rocky gerung. Film - film Hollywood yang kita kagumi itu jelas halusinasi, Thor dengan 9 dunia? Kaisar? Kerajaan? Berapa juta orang yang menonton, berapa milyar uang yang didapat dari film itu, bisnis halusinasi itu sangat kita sukai faktanya.

Kemarin ada kerajaan yang di katakan halu, aneh kemudian mereka di penjarakan, tapi kita tidak sadar sebenarnya kemunculan mereka itu adalah tuntutan pasar atas keinginan masyarakat untuk menciptakan halusinasi nya terwujud lalu kita saksikan ramai - ramai.

Sunda empire, keraton sejagat, ubur - ubur (paling epic namanya nih) dan sebagai nya kemudian kita menertawakan mereka lalu kenapa di lain sisi kita melaporkan nya dan masih menertawakan mereka walaupun sudah ada di dalam penjara.

Sudah terlalu banyak yang mengkritik mereka, tulisan ini adalah kritik untuk kita, untuk anda, untuk kelen, untuk pemerintah dan media masa. Kita melakukan kritik bersama bahwa sebenar nya kita lah dalang nya kita yang merasa benar, merasa pintar, merasa pantas untuk menertawakan mereka, padahal yang di penjarakan itu hanyalah wayang saja.

Kenapa kita harus mengkritik diri kita sendiri ?

1. Media Masa
Kita sering lihat pertanyaan seperti ini di media,

"Kenapa tiba - tiba sekarang bermunculan kerajaan Halu?"

Dalam media masa tidak pernah ada yang nama nya istilah tiba - tiba yang ada baru saja di beritakan oleh media hari ini. Kenapa seperti itu? Karena media di kendalikan untuk mendapat ke untungan bukan keinginan untuk menyampaikan sesungguhnya apa yang terjadi.

Maka kebenaran dalam suatu berita tidak akan mereka siarkan jika tidak ada keuntungan nya, tidak ada motif kebaikan di media masa sekarang semua kotoran banteng.

Beberapa kerajaan yang sekarang sudah di penjarakan itu sudah menghujat pemerintah indonesia sejak tahun 2015, tetapi karena itu tidak laku, dan menurut perhitungan media masa tidak akan laku maka mereka melakukan dua hal yaitu tidak meliputnya atau meliputnya tapi tidak mewartakannya.

Ketika media sosial (bukan media masa) mewartakan sesuatu lalu masyarakat merespon dengan antusias maka media masa melihat peluang untuk mendapat ke untungan dari sana lalu mereka (media masa) berbondong - bondong kesana bahkan tema - tema lain yang lebih penting untuk publik mereka abaikan dan kira semua menerima itu.

Kita masuk dalam ranah filsafat post modern.

Kita bertindak, tindakan itu berawal dari motif, kita bisa termotifasi karena kita berpengetahuan, dan pengetahuan itu didapat dari informasi indrawi dan sial nya indrawi kita sekarang itu di cekoki media masa yang artinya apa yang kita perbuat hari ini sangat di pengaruhi media masa.

Media masa memenjarakan otak kita, ini bukan lagi cuci otak mereka sudah menjadi laundry otak masyarakat.

Kita ulang rumusnya.

Tindakan kita di awali pikiran, pikiran di dapat dari informasi indrawi, informasi indrawi kita di cekoki oleh media masa dalam hal ini siapa yang menguasai pikiran kita?

Media yang sekarang menguasai kita itu sangat oportunis mereka meraup banyak ke untungan dengan menjejali informasi kotoran banteng pada kita. Seandai nya kerajaan halu itu viral sampai sekarang kepentingan publik apa yang ter akomodasi? Atau memang sengaja agar publik lupa pada tema yang lebih penting?

Jadi pengetahuan yang kita dapat itu adalah pengetahuan bermotif bisnis.

Apa masalah nya dengan kemunculan sunda empire?

Di masa lalu di eropa ada 2 jenis hiburan
1. Tragedi seperti romeo juliet nya shakespeare
2. Komedi seperti chaplin

Tragedi itu cerita yang sedikit serius juga di balut khusus dan di tampilkan untuk orang yang kelewat kaya semacam bangsawan, pendeta, raja dan seterusnya, penulis nyapun penulis kawakan tapi eksklusif / terbatas.

Komedi itu untuk rakyat jelata menampilkan kekonyolan, kelucuan termasuk satire. Kenapa bisa lucu karena walah satu nya logika nya tidak nyambungkan dengan kita bukan?

Kasus kerajaan ini juga sama dengan itu bedanya kita setelah menertawakan kemudian melaporkan nya kemudian menertawakan nya lagi.

Mereka itu hanya wayang dalang nya adalah kita dalang nya adalah realitas masyarakat indonesia sekarang yang sedang sakit kemudian mereka mewayangkan nya kita pun terhibur. Tapi apakah kita tahu berapa uang yang di kumpulkan media masa menayangkan kelucuan mereka? Setelah itu kita penjarakan paea wayang nya ketika media masa sudah meraup ke untungan.

Salah satu dosa besar media masa adalah menayangkan yang viral saja macam kotoran banteng.

Pihak yang menguasai ekonomi dan media maka dia menguasai dunia. Dengan uang kita bisa membeli apapun termasuk agama, dengan media kita bisa mengontrol pikiran  orang sampai bagaimana cara beragama.

Jangan berfikir untuk menjadi prof Xavier dengan menonton sequel film X men untuk menguasai pikiran pelajari ilmu media masa untuk menguasai pikiran orang.

2. Tradisi

Kemudian ada tradisi yang harus di luruskan kembali tentang orientasi masyarakat kita mungkin asia mengenai referensi masa lalu, ini yang menjadikan orang asia khusus nya kita "terbelakang" dibanding orang eropa.

Optimisme melihat masa depan itu cerah sedangkan masa lalu itu buruk makanya mereka berfikir dan berbuat sesuatu untuk masa depan.

Sedangkan kita referensinya selalu

"Lihat majapahit masa lalunya besar, raja dulu bisa terbang, bisa hilang, bisa moksa dengan tuhan, anak sekarang bisa nya cuman bikin anak doang"

Cak solihin
Pedagang pecel lele asli jawa timur lanjut bro.

Pesimis dengan masa depan bangga dengan masa lalu inilah Romantisme.

Ketika ada masalah besar kita selalu menarik diri ke masa lalu bukan nya berjuang untuk masa depan karena kata dilan juga berjuang itu capek mending romantisme saja dengan masa lalu (halu lageeee).

Bukan menjelekan tradisi, saya juga sangat senang dengan kegiatan tradisi tapi maksud nya jangan sebentar - sebentar kita,

"Aduh dulu mah kita ga seperti ini"
"Aduh dulu mah saya kaya"
Aduh dulu mah bla  ..... Blaa.... Blaaa..."

Sial nya lagi saya selalu lihat di belakang truk ada tulisan

"Piye kabare penak jaman ku toh?"

Masa lalu itu sudah lewat pak de kita tidak tahu juga sedang apa, mungkin sedang sibuk dengan dosa nya saya lebih senang jika melihat tulisan seperti,

"Kutunggu jandamu"

Lebih optimis, semangat begitu loh pak de, berjuang untuk masa depan itu berat tapi lebih baik dari pada halu dengan masa lalu.

Kita lihat salah satu pernyataan kerajaan halu ini

"Ini adalah Perjanjian kuno antara majapahit dengan portugis"

Kita tahu itu tidak ada maka dari itu kita tertawa.

Adapun Perjanjian kuno yang di maksud adalah mungkin dalam serat darmo gandul yang mengatakan

"Sabdo palon akan kembali dalam 500 tahun kemudian membawa kerajaan budha"

Budha bisa di artikan budi oleh orang kejawen bukan kerajaan hindu budha makannya pas jaman budi utomo sempat mencuat sabdo palon ini.

Bedanya kita dengan mereka yang menjelma menjadi kerajaaan adalah mereka lebih ekstrim, lebih radikal dari pada kita dan juga lebih lucu, secara umum masalah mereka masalah kita juga sama saja.

Jadi apa delik nya mereka harus di hukum apa karena mereka berbohong?

Ketika mereka menyatakan PBB dibawah mereka atau pentagon mereka yang bangun itu semua tidak termasuk delik kebohongan karena seluruh indonesia bahkan dunia mengetahui itu, kebohongan itu bukan sebuah kebohongan jika kita tahu itu bohong.

Mamak saya dan seluruh mamak di indonesia tahu bahwa sule itu berbohong di setiap acaranya tapi dia dan mamak mamak yang tidak masalah bahkan terhibur.

3. Pemerintah

Alternative itu muncul karena yang konvensional sudah tidak lagi bagus, jelek, jeda, atau ada ruang masalah yang harus di isi, itu hukum nya.

Jika ada klinik alternatif berarti dokter di indonesia bermasalah mereka tidak puas dengan dokter maka ada lah permintaan pengobatan alternative.

Jika ada banyak aliran agama bermunculan yang di anggap sesat dan menyimpang, jangan hukum mereka karena mereka muncul akibat kalangan agamanya bermasalah.

Jadi harus nya kita berterimakasih kepada mereka para penghuni kerajaan di samping membuat kita terhibur mereka juga memberikan signal kepada kita bahwa pemerintah itu sedang bermasalah.

Pemerintah sekarang pemerintah jokowi maaf saya sebutkan karena kejadian nya sekarang, itu banyak sekali keburukan ada juga baik nya, cuman para pendukung nya ini tutup kuping dengan kebobrokan yang ada di rezim ini.

Yang pro jokowi menghujat pengkritik jokowi di waktu pemilu juga demikian yang mengkritik prabowo di hujat oleh pendukung nya kemudian kita terbelah menjadi dua kita tahu hukum manusia itu melakukan kesalahan dan kebaikan dalam waktu bersamaan, secara essensi, secara eksistensi manusia bisa melakukan kebaikan dan kejahatan sekaligus.

Maka jika anda yang meyakini jokowi 100% baik atau 100% jahat yakin lah anda sudah salah.

Harus nya dalam menentukan pilihan adalah kita tahu kebenaran dan tahu kesalahan nya juga mengerti dan cocok dengan visi dan misi nya.

Kita juga tahu ketika ada dua kelompok besar yang bersengketa akan ada pihak lain yang mencoba menjadi alternatif.

Dan sekarang ketika jokowi berkuasa apakah ada yang baik dari jokowi? Tentu ada, tetapi ketika ada yang meng kritik begitu banyak orang yang di penjarakan hanya karena dia berpendapat.

Ini kritik, ini masalah bagaimana ceritanya orang yang berpendapat tiba - tiba di laporkan, ini lubang besar dalam pemerintahan kita.

Ada 19 - 22 juta warga indonesia masih kelaparan dan kurang gizi, Rentetan kasus korupsi sampai triliunan dan pemerintah juga aparat gagal menyelesaikan nya bahkan ikut terlibat di dalam nya.

Para kerajaan halu ini hanya sekedar bereaksi dari kegagalan kita dalam mengatasi masalah, saya tidak anti pemerintahan atau anti terhadap pemerintah sekarang, kita harus sadar dan berfikir objektiv.

Jika ada yang belum paham berfikir objektiv yang saya maksud adalah saya tahu awan itu warna nya putih maka saya sampaikan bahwa awan yang saya lihat putih.

Sekarang jokowi kita tahu salah nya ini dan bagus nya ini  mari kita selesaikan bukan karena kita pendukung jokowi lalu ada kebijakan nyeleneh dan kesalahan terus kita bela mati - matian jika seperti ini terus menerus NKRI pasti terkotak - kotak pecah belah.

4. Psikologi Sosial
Jika ada orang yang senang melihat penderitaan orang lain maka orang itu pasti jiwa nya bermasalah.

Dalang nya kita yang sedang rusuh kemudian memunculkan wayang - wayang yang mendeklarasikan kerajaan, kemudian kita terhibur, tertawa dan media mengambil untung dari itu semua, setelah semua kebaikan mereka berikan pada kita dalam bentuk komedi kemudian memberikan berita yang menguntungkan pada perusahaan media lalu mereka kita penjarakan kemudian kita tertawakan lagi.

Jadi mungkin kita yang selama ini tertawa, merasa pintar, kita yang mengobrolkan mereka sebenar nya kita lah yang sedang susah, sedang rusak, sedang terbelenggu penderitaan, meratapi hidup yang celaka sehingga ketika ada orang lain yang ke susahan kita ikut menertawakan kita jadikan itu sebagai obat dari kesusahan kita.

Kepada anda yang beragama dan masih tertawa melihat penderitaan orang lain di saat itulah anda harus pertanyakan kembali ke imanan anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun