Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari "Raja Halu" Sampai Pandemi Tetap Kita Tidak Pernah Belajar

8 Agustus 2020   13:38 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini kritik, ini masalah bagaimana ceritanya orang yang berpendapat tiba - tiba di laporkan, ini lubang besar dalam pemerintahan kita.

Ada 19 - 22 juta warga indonesia masih kelaparan dan kurang gizi, Rentetan kasus korupsi sampai triliunan dan pemerintah juga aparat gagal menyelesaikan nya bahkan ikut terlibat di dalam nya.

Para kerajaan halu ini hanya sekedar bereaksi dari kegagalan kita dalam mengatasi masalah, saya tidak anti pemerintahan atau anti terhadap pemerintah sekarang, kita harus sadar dan berfikir objektiv.

Jika ada yang belum paham berfikir objektiv yang saya maksud adalah saya tahu awan itu warna nya putih maka saya sampaikan bahwa awan yang saya lihat putih.

Sekarang jokowi kita tahu salah nya ini dan bagus nya ini  mari kita selesaikan bukan karena kita pendukung jokowi lalu ada kebijakan nyeleneh dan kesalahan terus kita bela mati - matian jika seperti ini terus menerus NKRI pasti terkotak - kotak pecah belah.

4. Psikologi Sosial
Jika ada orang yang senang melihat penderitaan orang lain maka orang itu pasti jiwa nya bermasalah.

Dalang nya kita yang sedang rusuh kemudian memunculkan wayang - wayang yang mendeklarasikan kerajaan, kemudian kita terhibur, tertawa dan media mengambil untung dari itu semua, setelah semua kebaikan mereka berikan pada kita dalam bentuk komedi kemudian memberikan berita yang menguntungkan pada perusahaan media lalu mereka kita penjarakan kemudian kita tertawakan lagi.

Jadi mungkin kita yang selama ini tertawa, merasa pintar, kita yang mengobrolkan mereka sebenar nya kita lah yang sedang susah, sedang rusak, sedang terbelenggu penderitaan, meratapi hidup yang celaka sehingga ketika ada orang lain yang ke susahan kita ikut menertawakan kita jadikan itu sebagai obat dari kesusahan kita.

Kepada anda yang beragama dan masih tertawa melihat penderitaan orang lain di saat itulah anda harus pertanyakan kembali ke imanan anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun