Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rekonsiliasi Pemilu, Kembalikan Perdamaian Negeri

25 April 2019   18:38 Diperbarui: 25 April 2019   19:05 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Prabowo [Foto: Darren Whiteside/REUTERS]

Pemilu tahun 2019 terasa sangat berbeda. Sangat menguras mental maupun tenaga. Akibat dari tensi politik yang tinggi antar simpatisan kedua Paslon. Bayangkan saja, sudah lewat dari seminggu masih saja beredar hujatan, cacian, dan tudingan kecurangan di media sosial. Hal ini akan terus berlanjut bahkan bisa jadi akan terus memanas apabila Paslon 01 dan Paslon 02 tidak saling bertemu untuk melakukan rekonsiliasi atau pemulihan hubungan persahabatan kembali.

Perseteruan yang tak kunjung usai menyebabkan berbagai organisasi dan tokoh agama mengajak elite politik baik dari kubu 01 maupun 02 segera melakukan rekonsiliasi. Salah satunya dari Muhammadiyah.  Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan bahwa Muhammadiyah memandang perlu adanya rekonsiliasi nasional untuk menegakkan kedaulatan dan persatuan Indonesia.

Ia menambahkan agar seluruh elite bangsa memberikan teladan yang baik dalam menciptakan ketenangan dan kedamaian. Senada dengan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), kyai-kyai, serta para ulama juga suarakan agar rekonsiliasi harus terus digalang.

Turut juga seruan rekonsiliasi datang dari organisasi yang menjadi wadah bagi habib se Indonesia, Rabithah Alawiyah. Ketua Umum Rabhithah Alawiyah Habib Zen bin Smith mengatakan apa pun hasil Pemilu, yang lebih penting adalah persatuan bangsa.

Seruan damai juga datang dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Ketua PGI Pendeta Henriette Tabita Hutabarat mengajak masyarakat untuk bersatu dan damai kembali usai Pemilu.

Keingingan untuk segera diadakan rekonsiliasi tidak hanya datang dari pemuka agama. Upaya untuk rekonsiliasi sempat datang dari Luhut Binsar Pandjaitan yang mengaku ditunjuk Jokowi untuk bertemu dengan Prabowo. Akan tetapi pertemuan tersebut tak jua terjadi. Lewat lawan resmi Facebooknya, Luhut berterus terang bahwa dia telah cukup lama mengenal Prabowo.

Di mata Luhut, eks Danjen Kopassus ini adalah orang yang sangat konsisten dan rasional dalam berpikir, idealis, patriot, serta memiliki keinginan yang kuat untuk berbuat yang terbaik bagi negeri. Tentu saja Prabowo tidak mau tercatat dalam sejarah sebagai orang yang tidak mempromosikan demokrasi dengan baik serta tidak menghargai konstitusi.

Luhut mengingatkan agar orang-orang di sekitar Prabowo tidak memanas-manasi beliau dengan memberikan informasi yang tidak jelas. Luhut berharap Prabowo bisa mendapatkan informasi yang berimbang sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat. Informasi yang salah akan menjadi rekam jejak yang tidak baik bagi seorang Prabowo. Luhut menambahkan agar kita bersama menunggu hasil perhitungan KPU.

Pesan Luhut untuk Prabowo itu menunjukkan agar Prabowo mau menunggu hasil resmi dari KPU. Selama menunggu hasil dari KPU, ada baiknya masyarakat didamaikan dengan rekonsiliasi antar Paslon. Ingat, bangsa kita adalah bangsa yang majemuk. Oleh karena itu, berbeda pilihan telah menjadi suatu hal yang wajar. Jangan sampai perbedaan pilihan malah membuat bangsa kita terpecah-belah. Sudah saatnya kita lihat kembali semboyan yang dicengkeram Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Sumber:
1. Liputan 6 [Pesan Pemuka Agama untuk Jaga Persatuan Indonesia Pasca Pemilu]
2. Republika [Muhammadiyah Dorong Rekonsiliasi Bangsa Pasca-Pemilu 2019]
3. Jawa Pos [Menunggu Rekonsiliasi Elite Politik]
4. IDN Times [Luhut Kepada Orang Sekitar Prabowo: Jangan Beri Informasi Tidak Benar]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun