Mohon tunggu...
Nazrey Johani
Nazrey Johani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, Saya Nazrey johani biasanya dipanggil jo. Nah, saya sangat suka olahraga seperti futsal dan juga mendesain seperti poster, pamflet dan juga memfoto atau mengedit video.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Tinggi sebagai Pengembangan Diri di Masa Mendatang

6 Mei 2024   06:20 Diperbarui: 9 Mei 2024   12:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era globalisasi yang penuh dengan dinamika dan kompleksitas, pendidikan tinggi memainkan peran krusial sebagai mesin penggerak perubahan sosial dan ekonomi. Institusi pendidikan tinggi tidak hanya bertugas untuk menghasilkan individu terdidik, tetapi juga menjadi agen transformasi masyarakat menuju masa depan yang lebih cerah.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan memberikan kontribusi terhadap kemajuan suatu negara. Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai penghasil  lulusan yang berkualitas harus mampu dalam mengelola sumber daya manusia dan modal manusia  untuk kepentingan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Dalam hal ini pendidikan tinggi harus menghasilkan lulusan dengan keterampilan yang benar-benar dibutuhkan dalam perekonomian global yang  berkembang pesat. Inilah sebabnya mengapa sumber daya manusia, dengan pengetahuan dan keterampilannya, akan menjadi mesin produktivitas  masa depan.

Perguruan tinggi harus mampu memimpin perubahan nasional yang sebenarnya sudah lama terjadi. Sering kali pengambil kebijakan pendidikan tinggi dihadapkan pada pilihan antara pemerataan pendidikan atau pengembangan pusat keunggulan (Rizal, 2018). Banyak penelitian mengungkapkan bahwa pendidikan tinggi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan kewirausahaan. Melalui pelatihan kewirausahaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, lulusan akan mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja dan selanjutnya  meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Peran pendidikan dalam proses perubahan sosial adalah usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pendidikan baik formal, informal dan non formal dalam masyarakat.

Pendidikan memajukan pemikiran  manusia, sehingga taraf hidup masyarakat meningkat. Seiring berkembangnya waktu, pendidikan menjelma menjadi sebuah sistem. Suatu sistem pendidikan yang disusun dan dikelola secara sistematis berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 ayat 1, menjelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan nonformal. Ketiga jalur pendidikan ini  saling bergantung dan memerlukan terjadinya perubahan sosial  di masyarakat.

Dengan demikian, pendidikan tinggi berperan penting dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan berdaya saing tinggi, yang nantinya akan menjadi faktor penentu tantangan dan perubahan yang dihadapi seluruh masyarakat  saat ini. Kemampuan beradaptasi, daya saing, dan jiwa kewirausahaan yang tinggi menjadi syarat utama yang harus dimiliki  generasi muda masa kini untuk menjadi pencipta lapangan kerja atau wirausaha teknologi. Talenta dari perguruan tinggi yang kompetitif akan sangat mendukung perkembangan dunia usaha. Talenta-talenta ini juga akan berperan penting dalam proses transformasi ekonomi digital. Pendidikan tinggi diharapkan dapat menumbuhkan rasa ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mendorong kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan sosial untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Akan tetapi sampai saat ini masih banyak beberapa remaja yang tidak melanjutkan sekolahnya melalui pendidikan ke jenjang  yang lebih tinggi, Lulusan perguruan tinggi memiliki banyak keunggulan dibandingkan tamatan SMA di lingkungan masyarakat. Mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang lebih tinggi yang dibutuhkan untuk bekerja di berbagai bidang.

Selain itu,  pemberi kerja cenderung lebih menyukai individu yang berpendidikan perguruan tinggi dengan gelar sarjana dibandingkan mereka yang hanya memiliki ijazah sekolah menengah atas. Hal ini menimbulkan adanya stratifikasi sosial, dimana individu yang bergelar sarjana cenderung berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi, sedangkan mereka yang hanya memiliki ijazah SMA atau  tidak pernah bersekolah tetap cenderung berasal dari kelas sosial yang lebih rendah.

Ada beberapa faktor dari hasil observasi yang dilakukan oleh (Abdullah et al., 2022) yang menjelaskan mengapa remaja tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti kurangnya minat dan  kesadaran akan pendidikan yang relatif rendah, sehingga membuat generasi muda lulusan SMA lebih memilih bekerja untuk membantu orang tua atau mencari pekerjaan lain dari luar daerah serta kondisi sosial dan ekonomi  setempat. Seperti halnya remaja di pedesaan yang kondisi keuangannya terbatas dan biaya pendidikannya tinggi karena sekolah di kota membutuhkan banyak aset,  banyak pula wali/orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.

 Faktor internal yang menjadikan remaja acuh terhadap perguruan tinggi adalah kurangnya inspirasi atau keinginan untuk belajar dan keinginan untuk melanjutkan kuliah karena ingin mandiri  mencari pekerjaan, dan faktor eksternal yang menyebabkan ketidakpedulian terhadap  perguruan tinggi pada remaja yaitu kendala finansial atau biaya kuliah yang besar serta faktor ekologi dan sosial juga turut mempengaruhinya.

Potensi ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar kedepannya, industri berbasis teknologi dan terdigitalisasi diharapkan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi masyarakat global, yang tentunya membutuhkan sumber daya manusia bertalenta dan wirausaha teknologi yang berdaya saing. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia harus berjalan seiring dengan perkembangan ekonomi digital. Dengan adanya transformasi ekonomi  dan  perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, perguruan tinggi sebagai penyedia sumber daya manusia harus mampu menyeimbangkan dinamika perubahan di lapangan dan juga harus beradaptasi secara terprogram untuk mampu menghadapi tantangan karir di masa depan.

Seperti program dari pemerintah yaitu dengan adanya kampus merdeka yang dapat mengasah softskills maupun hardskills dalam menyiapkan remaja yang siap dalam menghadapi perkembangan zaman dan juga menyiapkan lulusan pemimpin masa depan bangsa yang unggul. Oleh karena itu, keberadaan kampus merdeka dapat memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih aspek pengembangannya berdasarkan kemitraan kolaboratif yang dirancang oleh program rumah mahasiswa. Program ini perlu memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa agar dapat memilih program sesuai dengan karakteristik dan minatnya, mendorong motivasi mahasiswa, serta membantu mereka menjadi alumni yang berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun