Mohon tunggu...
Nazera Amsyar Azizi M.
Nazera Amsyar Azizi M. Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka menulis, fakta!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Al-Munasabah Dalam Memahami Al-Qur'an

4 Oktober 2025   02:54 Diperbarui: 4 Oktober 2025   02:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa penataan ayat-ayat dalam setiap surat Al-Qur'an sebagian besar ditetapkan melalui proses ijtihad yang dilakukan oleh para sahabat. Sebagian urutan ayat bersifat tauqifi (ditetapkan secara wahyu), sedangkan sebagian lainnya merupakan hasil ijtihad sahabat. Manna' Al-Qatthan menyatakan bahwa pendapat yang menganggap urutan surat-surat sebagai sesuatu yang bersifat tauqifi merupakan pandangan yang paling kuat, terutama mengingat susunan ayat-ayat Al-Qur'an yang kita kenal saat ini. Perbedaan pendapat ini menyebabkan munculnya dua pandangan utama di kalangan ulama':

Kelompok pertama terdiri dari para ulama yang memandang bahwa ilmu al-munasabah memiliki peranan penting dalam menjelaskan keterhubungan antara ayat dengan ayat maupun surat dengan surat dalam Al-Qur'an. Mereka berpendapat bahwa pendekatan ini memungkinkan penggalian hubungan antara pembukaan dan penutupan suatu tema dalam Al-Qur'an, sehingga membentuk struktur pesan yang terpadu dan utuh.[28]

Beberapa tokoh yang dikenal mendukung pandangan ini antara lain Burhanuddin al-Biqa'i melalui karya monumentalnya Nazm al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa as-Suwar, Fakhruddin al-Razi dalam Mafati al-Ghayb, serta al-Zamakhsyari dalam al-Kashshaf. Ketiganya dikenal memberi perhatian besar terhadap aspek korelasi tematik dan struktural dalam al-Qur'an.

Kelompok kedua terdiri dari beberapa ulama' yang berpendapat bahwa tidak perlu mencari keterkaitan (munsabah) antar ayat dalam Al-Qur'an. Mereka berargumen bahwa ayat-ayat Al-Qur'an sering kali diturunkan dalam konteks yang berbeda-beda sesuai dengan peristiwa yang terjadi, sehingga tidak selalu memiliki hubungan tematik atau struktural. Dua alasan utama mendasari pandangan ini yaitu:

Pertama, bahwa al-Qur'an bersifat tauqifi, yaang berarti diturunkan langsung berdasarkan kehendak dan petunjuk Allah tanpa campur tangan manusia. Kedua, hubungan semantik antara kalimat dalam wacana hanya terjadi jika disampaikan dalam satu konteks yang sama, sedangkan wahyu Al-Qur'an turun dalam beragam situasi dan waktu.[29]

Inovasi Digital dalam Pengembangan Ilmu al-Munasabah

Seiring dengan kemajuan teknologi digital dan meningkatnya kebutuhan akan kajian Al-Qur'an yang relevan dengan era modern, diperlukan pendekatan baru dalam pengembangan ilmu al-Munasabah. Salah satu solusi inovatif yang kami tawarkan adalah pengembangan platform "SmartMunasabah AI", sebuah program berbasis artificial intelligence (AI) dan natural language processing (NLP) yang dirancang untuk memetakan kesinambungan isi Al-Qur'an secara otomatis dan sistematis.

Platform ini memfasilitasi analisis keterkaitan munasabah baik antara ayat-ayat maupun antar surat, dengan dukungan visualisasi data seperti peta korelasi, jaringan tematik, dan integrasi tafsir klasik. Selain mempercepat proses kajian, inovasi ini juga membuka ruang kolaborasi akademik lintas disiplin dan menjadikan ilmu al-Munasabah lebih adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan demikian, pendekatan digital ini menjadi langkah strategis untuk menjembatani warisan tafsir klasik dengan kebutuhan studi kontemporer yang berbasis data dan teknologi.

Dalam artikel ini, kami hanya menyinggung secara singkat konsep SmartMunasabah AI sebagai salah satu bentuk inovasi digital dalam pengembangan ilmu al-Munasabah. Hal ini disebabkan oleh ruang lingkup kajian yang lebih difokuskan pada fondasi teoritis dan metodologis ilmu al-Munsabah itu sendiri. Pembahasan mengenai SmartMunasabah AI bersifat pengantar, sebagai arah pengembangan lanjutan yang potensial untuk dijadikan objek kajian tersendiri secara lebih mendalam dan teknis.

Oleh karena itu, penguraian teknis terkait desain sistem, algoritma NLP, serta validasi akademik dan teologis dari platform tersebut belum dijabarkan secara rinci dalam artikel ini. Penelitian lanjutan yang bersifat interdisipliner yang melibatkan bidang ilmu tafsir, teknologi informasi, dan linguistik komputasional akan diperlukan untuk mengembangkan dan menguji kelayakan serta efektivitas sistem SmartMunasabah AI secara lebih komprehensif.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun