Penulis: Gipedi-Gipedi
PANIAI. Kompasiana. Com || "Kisah sukses Seorang anak pemulung GPDI Sukabumi bernama Kelvin berusia 18 Tahun. ia membantu seorang ayah, Ayah yang tukan pemulung di tiap jalan di sekitar sukabumi Jawa Barat.
Seorang ayah bernama Matius, ia merasa sangat menyedihkan kepada anaknya, Kelvin yang sudah menduduki sekolah kelas 2 (Dua) semester ganjil SMP negeri 3 Sukabumi.
Bernama Kelvin, ia tidak sama seperti anak-anak yang lain dan saat ia pulang dari sekolah tidak langsung pulang ke rumah karena ia tahu saat ayah sedang pemulung di sekitar sini.
Setelah ia tiba di tempat pemulung ayah, ia duduk di halte sambil menunggu ayah di sekitaran desa lalu ia siapkan kotak sedang, kotak sedang yang agak bisa mengisi sumbangan sukarela di mana tempat halte yang ia duduk sambil belajar.
Di kotak itu, ia sambil kerja tugas di halte letakan di depan jalan, depan jalan yang seseorang bisa menyumbang berkat dari mereka.
Kelvin merasa diri bangga karena ia sudah bisa berfikir kreatif nya melalui kotak benda mati ini bagi saya akan mendapatkan berkat hidup sederhana yang akan menutupi biaya SPP sekolah maupun akan membantu biaya hidup sederhana dengan keluarga.
Di siang harinya ia merasa pengen akan mendengar motivasi dari ayah untuk bagaimana anak Tukan pemulung bisa menjadi seorang sukses.
Ayah berkata kepada anak nya bahwa kalau mendapatkan segala sesuatu itu ada pada diri kita sendiri jadi kita harus kerja, kerja dan kerja keras supaya apa yang pengen mau tahu kedepannya otomatis akan datang sendiri. Itu hasilnya dari kerja keras kita khususnya mereka yang berjuang untuk masa depan.
seperti; "anak pulang dari sekolah kerjasama dengan papa," itulah akan menentukan hidup masa depan anak.