Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pandemi Covid-19 Momentum Optimalkan Blue and Green Economy

18 Februari 2021   03:59 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:51 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pria tengah snorkeling di lautan jernih dengan terumbu karang indah di Bunaken.(SHUTTERSTOCK/SOFT_LIGHT via KOMPAS.COM)

Dalam rangka mewujudkan ekonomi biru dan ekonomi hijau berkelanjutan, maka perlu rancangan model ekonomi serta peta jalan yang berorientasi jangka panjang tanpa pengaruh politik praktis transaksional. 

Semangat menjaga keberlanjutan Sumber daya dan keseimbangan alam harus menjadi dasar pemikiran para pembuat kebijakan.

Politik praktis yang cenderung transaksional, hanya berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok menjadi salah satu penyebab penerapan ekonomi  berkelanjutan selama ini tersendat dan  tertahan di persimpangan jalan. 

Belum selesai agenda penyelamatan dilakukan, pergantian pemimpin kerap kali ikut mengubah agenda sehingga upaya menjalankan roda ekonomi  berkelanjutan hanya berjalan di tempat.

Ketiga, kebijakan reward and punishment. 

Penerapan kebijakan reward and punishment dalam konteks ekonomi berkelanjutan sangat penting. Reward diberikan untuk pihak swasta, pemerintahan daerah, bahkan masyarakat yang berinisiatif untuk memanfaatkan, menjaga, dan merawat lingkungan.

Sedangkan punishment diberlakukan bagi para pelanggar, para perusak lingkungan dan mereka yang tidak pernah konsisten dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi. Penegakan hukum tanpa pandang bulu menjadi tiang berjalannya roda ekonomi berkelanjutan.

Pelaku perusakan lingkungan apalagi sampai dengan membakar hutan wajib mendapatkan sangsi tegas, bahkan jika perlu pemerintah menerapkan pungutan untuk berbagai aktivitas yang berdampak pada lingkungan seperti kendaraan beremisi gas buang yang berbahaya sampai dengan cukai untuk penggunaan plastik sekali pakai.

Banyak negara yang menerapkan hal tersebut justru memiliki keuntungan ganda selain menekan laju kerusakan lingkungan juga menambah pendapatan negara, misalnya cukai rokok yang dinaikkan dan lain sebagainya.

Dengan tingginya angka kerusakan lingkungan dan tidak kuatnya perekonomian, maka penting bagi pemerintah untuk mendorong ekonomi biru dan ekonomi hijau berkelanjutan sehingga bukan hanya mengejar pertumbuhan yang tinggi, tapi juga mengejar kualitas dari pertumbuhan itu sendiri. Bukan sekedar keuntungan secara ekonomi tapi juga secara ekologi.

Perlu menjadi catatan pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan keseimbangan ekologi justru akan menimbulkan permasalahan baru, karena biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan akan lebih besar dari pada nilai ekonomi yang didapat sebelumnya. 

Pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan konsep ekonomi biru dan ekonomi hijau tidak bisa ditawar lagi demi keberlanjutan hidup manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun