Berdirinya Angkringan Balap: Tanggal Bersejarah
Tanggal 13 Februari 2024 menjadi titik awal Angkringan Balap beroperasi. Dengan modal sederhana, ia mulai membuka angkringan di desa Bantar. Tak ada seremoni, tak ada promosi besar-besaran, hanya semangat seorang remaja yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda.
Saat itu, Syahrul masih aktif sebagai pelajar kelas 3 SMA. Aktivitasnya cukup padat, namun ia menyusun waktu sedemikian rupa agar pendidikan dan bisnis tetap bisa berjalan berdampingan. Sepulang sekolah, ia langsung pulang ke rumah, mengganti pakaian, lalu menuju lokasi angkringannya.
Filosofi Nama “Angkringan Balap”
Nama "Angkringan Balap" terdengar unik, bahkan menggelitik. Tapi nama ini bukan tanpa makna. Justru, di balik nama tersebut tersimpan filosofi dan kisah perjuangan Syahrul dalam menaklukkan rutinitas hariannya.
Setiap hari, setelah pulang sekolah, Syahrul harus menempuh jarak yang cukup jauh dari sekolah ke rumah, lalu segera bersiap untuk membuka angkringan. Proses ini harus dilakukan dengan cepat. Ia merasa seolah sedang “membalap waktu”.
“Saya harus ngebut dari sekolah ke rumah, lalu lanjut ke angkringan. Rasanya seperti balapan tiap hari. Maka dari itu saya beri nama Angkringan Balap,” jelasnya sambil tersenyum.
Filosofi ini menggambarkan kecepatan, semangat, dan perjuangan waktu—tiga elemen penting dalam menjalankan bisnis sambil bersekolah.
Lokasi Usaha: Di Desa, Tapi Penuh Potensi
Angkringan Balap beralamat di Desa Bantar, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Meski berlokasi di pedesaan, Syahrul tidak memandangnya sebagai hambatan. Justru ia melihat ada peluang besar.
Desa Bantar belum banyak memiliki tempat tongkrongan yang nyaman dan terjangkau. Dengan membuka angkringan, ia menyediakan alternatif baru bagi warga, terutama anak muda yang ingin berkumpul tanpa harus jauh-jauh ke kota.