Mohon tunggu...
KKN TIM I UNDIP DS PONOWAREN
KKN TIM I UNDIP DS PONOWAREN Mohon Tunggu... Mahasiswa dari Universitas Diponegoro

Sekelompok Mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro (UNDIP) beranggotakan 10 orang dari jurusan yang berbeda-beda. Yang sedang melaksanakan KKN di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo dan termasuk dalam TIM 1 KKN UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Berkontribusi dalam Strategi Branding UMKM : Redesain Eksterior Toko Kifa Bakery di Desa Ponowaren

11 Februari 2025   00:13 Diperbarui: 11 Februari 2025   00:13 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penyerahan Gambar Desain Eksterior kepada Pemilik UMKM

Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, merupakan salah satu wilayah dengan potensi ekonomi yang cukup berkembang, terutama dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, banyak UMKM di desa ini menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya tarik dan branding bisnis mereka. Salah satu UMKM yang mengalami kendala tersebut adalah Kifa Bakery, sebuah usaha rumahan yang bergerak di bidang produksi roti dan kue. Meskipun produknya memiliki kualitas yang baik, daya saing toko masih rendah karena desain eksterior outlet yang kurang menarik serta minimnya identitas visual yang mencerminkan profesionalisme bisnis. "Kami sudah cukup lama berjualan, tetapi banyak orang yang tidak menyadari keberadaan toko kami karena tampilan luarnya yang kurang mencolok." ucap Bapak Agung pemilik Kifa Bakery. Berdasarkan permasalahan ini, kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, alah satu anggotanya mengusulkan program kerja untuk "Meredesain Eksterior Toko sebagai Strategi Branding untuk Meningkatkan Daya Tarik", yang bertujuan untuk membantu UMKM lokal dalam memperkuat citra bisnis mereka. 

Program kerja ini dilaksanakan selama lebih dari satu bulan, mulai dari tanggal 8 Januari hingga 16 Februari 2025, dengan penyerahan hasil kegiatan pada 9 Februari 2025 di tempat produksi Kifa Bakery. Kegiatan ini berfokus pada perancangan ulang eksterior toko agar lebih menarik dan profesional, sehingga dapat meningkatkan minat pembeli serta membangun identitas merek yang lebih kuat. Sebagai output utama, Radhian Al Fajar selaku pemilik program menyerahkan booklet yang berisi identifikasi masalah, konsep desain eksterior, pemilihan warna identitas, perspektif outlet, tampilan depan toko, dan rendering visual. "Saya ingin memberikan solusi yang tidak hanya mempercantik toko, tetapi juga meningkatkan daya saing Kifa Bakery melalui branding yang lebih efektif," ungkap Rhadian Al Fajar. 

Dalam pelaksanaannya, Fajar menggunakan beberapa metode untuk memastikan desain yang dibuat sesuai dengan kebutuhan UMKM dan karakteristik lokal. Metode pertama adalah observasi langsung untuk mengidentifikasi tantangan dan kebutuhan Kifa Bakery dalam hal desain eksterior. Kemudian, dilakukan wawancara dengan pemilik toko serta beberapa pelanggan untuk memahami preferensi visual mereka. Selanjutnya, Fajar melakukan analisis referensi dari berbagai desain toko roti yang sudah memiliki branding kuat. Dari hasil analisis tersebut, dilanjutkan merancang desain eksterior yang mengutamakan kesesuaian warna dengan identitas bisnis serta aspek fungsionalitas, seperti pencahayaan dan tata letak yang memudahkan pelanggan mengenali toko dari kejauhan. 

Sasaran utama dari program ini adalah pemilik Kifa Bakery dan pelanggan di sekitar Desa Ponowaren yang berpotensi menjadi pelanggan tetap. Dengan desain eksterior yang lebih menarik, toko ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung, memperluas jangkauan pasar, dan membangun citra bisnis yang lebih profesional. Target jangka pendek dari program ini adalah memberikan panduan visual yang dapat langsung diterapkan oleh pemilik usaha. Sementara itu, dalam jangka panjang, program ini bertujuan untuk menjadi contoh bagi UMKM lain di desa tersebut agar lebih sadar akan pentingnya branding dalam meningkatkan daya saing bisnis mereka. "Harapannya, program ini tidak hanya berdampak bagi Kifa Bakery, tetapi juga menginspirasi UMKM lain untuk mulai memperhatikan aspek desain dan pemasaran visual." tambah Fajar. 

Meskipun program ini berjalan dengan baik, terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaannya. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan anggaran dalam menerapkan desain yang telah dirancang. Beberapa elemen desain membutuhkan biaya tambahan yang cukup besar untuk direalisasikan secara optimal. Selain itu, proses komunikasi dengan pemilik usaha juga sempat mengalami kendala karena kesibukan mereka dalam mengelola produksi harian. Namun, dengan pendekatan yang fleksibel serta diskusi yang intensif, pemilik program tetap berhasil menyesuaikan desain agar tetap realistis dan dapat diterapkan dalam kondisi yang ada. "Saya berharap program ini bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun