Bank Sampah (Program Edukasi Pengelolaan Sampah) merupakan inisiatif tim KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang digagas oleh dua mahasiswa, Naufal Hilmi Fathul Ihsan (5312422039) dan Nanda Sukma Noer Handjoyo (2411421044).
Program ini bertujuan memberikan edukasi kepada siswa SD Negeri Keniten, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, mengenai pentingnya pengelolaan sampah serta peningkatan kepedulian terhadap lingkungan.
Melalui kegiatan ini, anak-anak diperkenalkan pada 3 jenis sampah dan diajak untuk belajar mengelolanya secara interaktif melalui bank sampah yang dibangun khusus sebagai media pembelajaran lingkungan di sekolah. .
🌍 Sampah Menjadi Media Pembelajaran
Masalah sampah masih menjadi persoalan besar di berbagai wilayah di Indonesia. Dari rumah tangga hingga sekolah, sampah sering menumpuk tanpa penanganan yang tepat. Banyak orang memilih membakarnya karena dianggap praktis, padahal asap yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan 😷.
Menanggapi kondisi ini, kami — mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) — terdorong untuk mengambil tindakan. Melalui program KKN, kami membuat Bank Sampah sekaligus memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah di SD Negeri Keniten, Pecalungan.
Sekolah ini kami pilih untuk menanamkan kesadaran akan kepedulian lingkungan sejak usia dini. Dengan adanya program Bank Sampah💡, siswa tidak hanya belajar cara memilah sampah dan mengetahui nilai setiap jenisnya, tetapi juga tumbuh untuk menjadi generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan.
♻️ Bank Sampah: Lebih dari Sekadar Tempat Membuang Sampah
Bank sampah bukan hanya tempat pembuangan sampah biasa. Lebih dari itu, ia menjadi sebuah sistem yang mengajarkan cara mengelola, memilah, dan menghargai sampah sebagai sumber daya yang masih memiliki nilai.
Sampah sehari-hari sebenarnya bisa dipilah menjadi beberapa kategori agar lebih mudah diolah kembali:
🍃 Organik – sisa makanan dan dedaunan yang bisa dijadikan pupuk kompos.
🧃 Anorganik – botol plastik, logam, dan kaca yang dapat didaur ulang menjadi barang berguna.
📄 Kertas – kardus, koran, dan kertas bekas yang bisa dikumpulkan untuk didaur ulang atau dijadikan bahan kerajinan.
Untuk memudahkan anak-anak memahami perbedaan ketiga jenis sampah ini, kami membuat poster edukatif berwarna cerah berjudul “Ayo, Buang Sampah pada Tempatnya”. Poster ini menampilkan ilustrasi lucu dan informatif tentang sampah organik, anorganik, dan kertas, lengkap dengan contoh serta manfaatnya.
Poster karya mahasiswa KKN UNNES ini membantu siswa SDN Keniten belajar memilah sampah dengan cara yang menyenangkan.
Yang menarik, bank sampah memiliki sistem seperti bank sungguhan 🏦. Setiap “nasabah” — baik siswa, guru, maupun warga — bisa menyetorkan sampah bernilai jual dan dicatat dalam buku tabungan. Hasil setoran nantinya bisa ditukar dengan poin atau uang.
Melalui sistem sederhana ini, anak-anak belajar tidak hanya tentang kebersihan, tetapi juga tanggung jawab, disiplin, dan nilai ekonomi dari benda-benda yang sering dianggap tidak berguna. Dengan cara ini, pembelajaran mengenai lingkungan menjadi lebih hidup, menyenangkan, dan bermakna 🌿
👩🏫 Belajar sambil bermain
Sebelum kegiatan edukasi pengelolaan sampah dimulai, kami telah membuat dan menyiapkan sebuah bank sampah untuk SD Negeri Keniten. Bank sampah ini terbuat dari kayu, ram besi, dan triplek agar dapat digunakan dalam jangka panjang oleh pihak sekolah ♻️.
Bank sampah memiliki tiga wadah berbeda: hijau untuk sampah organik, kuning untuk anorganik, dan putih untuk kertas, sehingga memudahkan siswa dalam memilah sampah. Dilengkapi dengan poster edukatif dan media sosialisasi yang menarik secara visual, ramah anak, serta mendukung program Adiwiyata, bank sampah ini dirancang untuk menumbuhkan budaya peduli lingkungan sejak dini.
Kegiatan edukasi pengelolaan sampah dilaksanakan pada 8 Agustus 2025 di halaman SD Negeri Keniten, sekaligus ditandai dengan penyerahan bank sampah secara simbolis kepada kepala sekolah.
Kami memulai kegiatan dengan memperkenalkan poster edukatif “Ayo Buang Sampah pada Tempatnya” yang dibuat khusus untuk kegiatan ini. Sambil menunjuk poster dan wadah bank sampah di depan mereka, kami menjelaskan berbagai jenis sampah satu per satu, lalu dilanjutkan dengan kuis dan permainan interaktif seputar jenis sampah
“Kalau daun kering termasuk sampah apa, adik-adik?” tanya rekan saya sambil menunjuk wadah hijau.
“Organik!” jawab salah satu murid yang maju kedepan disertai tawa riang 😄.
Selanjutnya, anak-anak diajak langsung mempraktikkan cara memilah sampah dengan menempatkan sisa daun, botol plastik, dan kertas bekas ke wadah yang sesuai.
Meskipun sederhana, kegiatan ini membantu mereka memahami bahwa membuang sampah bukan sekadar kebiasaan sehari-hari, melainkan juga bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna 💚.
🌈 Langkah Kecil, Dampak Besar
Meskipun terlihat sederhana, program Bank Sampah ini memberikan pengaruh yang nyata. Anak-anak belajar tentang tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan, sementara guru merasakan manfaat karena kondisi sekolah menjadi lebih bersih dan tertata.
Kami berharap bank sampah ini dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh sekolah, menjadi bagian dari kegiatan rutin siswa, serta menumbuhkan budaya peduli lingkungan sejak dini 🌱.
Langkah kecil ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari kesadaran sederhana, yaitu memilah sampah di lingkungan sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI