Suku di Indonesia memiliki banyak sekali budaya, Baik itu budaya benda / non benda. Salah salah satunya Suku Baduy yang terkenal dengan masih terjaganya budaya dan tradisinya hingga sampai sekarang.Â
Salah satunya dalam hal penggunaan sistem penanggalan tradisional yang pernah digunakan oleh masyarakat Baduy atau Kanekes yaitu Kolenjer dan Sastra. Meskipun belum ditemukan data atau catatan Sejarah yang membahas tentang sejak kapan Kolenjer ini digunakan oleh masyarakat Baduy atau Kanekes,namun penggunaan Kolenjer ini sudah sejak lama digunakan oleh masyarakat Baduy atau Kanekes karena menjadi alat yang selalu digunakan dalam keseharian masyarakat Baduy atau Kanekes.
1.Kolenjer
Kolenjer sendiri merupakan sebuah kalender atau sistem penanggalan tradisional yang sudah ada sejak lama dan digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat Suku Baduy atau Kanekes. Dimana seusai dengan peraturan Desa Kanekes No 1 Tahun 2007 Bab 1 pasal 1 (Mengenai peristilahan), bahwa Kolenjer merupakan kalender atau sistem penanggalan yang digunakan adat Kanekes dan berlaku secara turun-temurun. Kolenjer merupakan kalender yang terbuat dari kayu berbentuk lempengan papan berukuran 6x25 cm,pada permukaan terdapat ukiran bintik-bintik dan garis dan setiap bintik-bintik serta garis memiliki arti tersendiri. Perhitungan Kolenjer hanya dilakukan oleh orang yang ahli dengan sebutan Puun atau dalam naskah sanghyang siksakandang karesian disebut Bujangga.
Fungsi
Kolenjer sendiri memiliki fungsi untuk menentukan naptu tanggal untuk menghitung bulan,naptu poe untuk menghitung poe dan naptu wanci untuk meramal Nasib baik,perjodohan. Dalam meramal Kolenjer memiliki tiga fungsi :
1.Kolenjer Indit-inditan
Digunakan untuk menentukan hari dan arah dalam berpegian
2.Kolenjer Durujana
Digunakan untuk orang yang mengalami musibah seperti pencurian untuk mencari tahu pelaku pencuriaan