Mohon tunggu...
Irene Angraini
Irene Angraini Mohon Tunggu... -

just any

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Cara Menurunkan Berat Badan dengan Cepat dan Sistematis

3 Mei 2013   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:12 5706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Melanjutkan artikel saya sebelumnya mengenai "apakah bisa turun berat badan dengan cepat?", kali ini saya akan berikan tambahan ulasan yang lebih dalam dan sedikit terperinci yang mudah-mudahan bermanfaat dan bisa anda terapkan.

Di artikel sebelum, saya menulis jika anda jangan terlalu terobsesi dengan hasil instan terhadap penurunan berat badan, yang penting anda rutin melakukannya dan memanage asupan kalori dan lemak dengan baik.

Walaupun demikian, apa yang saya tulis tersebut bukan berarti anda tidak bisa menggurangi berat badan dengan cepat. Tetap Bisa. Saya hanya berharap anda tetap fokus dengan managemen diet tersebut serta konsisten.

Disini saya akan menjelaskan secara sistematis sehingga anda mendapatkann gambaran yang jelas secara 'teknikal' terhadap usaha yang anda lakukan tersebut.
Kadang akan lebih baik jika kita melakukan segala sesuatu dengan mengetahui rumusan yang jelas, bukan berdasarkan gambaran umum. Betul gak?

Tapi sebelumnya saya ingin sedikit membahas tanggapan dari artikel sebelumnya, yang menyarankan 'puasa daud'.
Saya setuju dengan tindakan puasa, entah itu puasa daud, puasa senin-kemis, ataupun puasa seperti yang dilakukan di bulan ramadhan.

Tapi kita tidak bisa juga menutupi kenyataan di era yang serba praktis dan super sibuk sekarang ini, manusia semakin mendapatkan tantangan yang besar dalam menjaga pola makan dang gaya hidup yang sehat apalagi puasa. Puasa ramadhan aja banyak yang gak tahan dan batal :) ... apalagi puasa senin-kemis dan puasa daud disaat orang-orang disekita kita bebas menyantap apa saja dan warung makan atau restoran bebas membuka lapaknya. Dohh....beratt...

Studi menunjukkan, jika hampir diatas 60% orang-orang pekerja makan di meja kantornya atau dilingkungan pekerjaannya.
Dilain sisi, para penyedia makanan tersebut sudah tidak lagi concern mengenai asupan gizi yang seimbang dan sehat, seperti menggunakan bahan makanan yang berasal dari olahan industri makanan, menggoreng dengan minyak sayur yang terus-terusan dipakai hingga kering atau ditambah ulang sehingga kandungan lemak yang pada terkandung dalam minyak tersebut semakin menumpuk yang dihasilkan dari gorengan-gorengan sebelumnya, atau bahkan kebiasaan makan fast food dan junk food yang hampir rutin dilakukan.

Dilain sisi, sajian makanan dirumah pun juga terkadang banyak mengabaikan unsur diet yang seimbang (seimbang artinya juga kaya dengan olahan masakan yang berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan atau yang masih segar) dan bahkan 'lebih ramai'  dengan sajian 'lemak dari hewan' dibanding sumber-sumber nabati, terutama bagi kalangan menengah keatas.

Saya bahkan banyak melihat orang tua yang bangga jika anak balitanya gendut-gendut.... mungkin karena lucu dan filsafah jika orang gemuk adalah orang sukses dan makmur.

Jika mereka tidak hati-hati dalam mengawasinya hingga menjelang diatas 7 tahun, maka kebiasaan tersebut akan susah dirubah dan sang anak pun akan berontak atau tidak mau makan jika pola makannya dirubah menjadi lebih seimbang. Bahkan, banyak dalam kondisi seperti ini mereka menjadi 'alergi' terhadap sayur-sayuran.

Kalaulah sudah demikian, niat orang tua yang ingin melihatnya lucu dan 'sehat' dengan bertubuh gendut, justru menawarkan bencana kepada anaknya sendiri saat menjelang dewasa. Sudah terlalu banyak studi-studi yang menghubungkan berbagai resiko penyakit yang mematikan yang berawal dari obesitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun