JAKARTA - Sejumlah pihak yang mendesak Kapolri mundur merupakan aspirasi tendensius. Tidak ada alasan yang relevan Kapolri mundur dan di copot oleh Presiden Prabowo Subianto.Â
Desakan pencopotan Kapolri ini begitu sistematis. Patut dicurigai bahwa ini desakan dari aspirasi sel putus dari rangkaian aksi demonstrasi belakangan yang berujung kerusuhan.
Desakan pencopotan terhadap Kapolri setelah operasi gelap tidak berhasil menganggu stabilitas politik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Mereka ingin pencopotan terjadi hingga mereka bisa dengan mudah menata kembali gerakan untuk mengganggu stabilitas politik.
Tapi mereka lupa bahwa keberadaan Kapolri sangat penting untuk stabilitas politik pemerintahan Prabowo pasca aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan dan seterusnya.
Presiden Prabowo Subianto tentu dapat menilai, bahwa polri selama ini begitu dekat dengan masyarakat luas, tokoh pemuda, tokoh agama,  dan sejumlah elemen masyarakat. Pendekatan  ini tentu membantu sejumlah program pemerintah.
 Bagi presiden Prabowo, stabilitas politik dan keamanan merupakan rohnya pembangunan negara. Kapolri sedang membantu presiden Prabowo membangun menara keamanan dan stabilitas.
Pendapat hemat saya, justeru, Presiden Prabowo sangat bersyukur terhadap Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang sejauh ini telah menunjukkan, loyalitas, kinerja melindungi masyarakat luas dan ketegasannya dalam memberantas sejumlah kasus-kasus besar yang merugikan negara dan masyarakat.
Â
Di tengah situasi geopolitik dan kondisi sosial politik lokal, polri hadir sebagai mitra strategis masyarakat. Sejumlah program Presiden Prabowo yang pro rakyat di dukung penuh.
Kalau di lihat dari peristiwa aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan pada 25 Agustus semua teratasi dengan terukur dan humanis meskipun massa aksi begitu ganas.