Mohon tunggu...
Nathasya
Nathasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tingkatkan Kesejahteraan Petani melalui Workshop Master TreeGrower (MTG)

11 April 2021   22:48 Diperbarui: 11 April 2021   22:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut UU no 41 Tahun 1999, bahwasanya kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Selain itu penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan salah satunya dengan mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari.

Merujuk pada salah satu fungsi hutan sebagai hutan produksi, berdasarkan data Dinas Kehutanan (2006) luas hutan produksi terbatas yang mengalami kerusakan mencapai 71 persen dan hutan produksi tetap 76 persen. Kerusakan ini disebakan berbagai faktor seperti halnya hutan produksi yang seharusnya memiliki fungsi pokok untuk memproduksi hasil hutan saat ini sudah beralih menjadi lahan pertanian, perkebunan seperti mengganti tanaman kayu dengan banyaknya tanaman kopi, kakao, serta tanaman yang menghasilkan bukan kayu lainnya yang mana hal tersebut biasanya dilakukan dengan harapan petani untuk menambah penghasilan. Namun pada dasarnya penghasilan petani dapat meningkat dengan produksi dan pemasaran hasil kayu yang efisien, hanya saja yang menjadi faktor penghambat yaitu masih minimnya pengetahuan petani akan kualitas kayu dan strategi pemasaran kayu.

Umumnya, hasil hutan berupa kayu dipasarkan dalam berbagai bentuk seperti tegakan berdiri, kayu gelondongan, bahan bangunan serta perabotan rumah tangga. Biasanya, pemasaran berupa bentuk tegakan berdiri dilakukan oleh petani yang terdesak kebutuhan uang tunai dalam waktu cepat dan tidak memiliki modal untuk biaya pemanenan dan pengolahan kayu sehingga penebangan dan pengangkutan kayu dari lahan hutan dilakukan oleh pembeli. Dalam hal ini, petani hanya menerima pembayaran bersih atas tegakan tanpa perlu memikirkan biaya penebangan dan pengangkutannya serta resiko atas kualitas kayunya.

Dengan hal ini penjualan kayu menggunakan cara tersebut maka keuntungan petani tentu tidak sebesar jika ditebang ataupun diolah sendiri. Mengetahui fakta masih rendahnya nilai jual kayu sampai saat ini, oleh sebab itu diperlukan adanya sarana peningkatan pengetahuan terkait pengelolaan dan pemasaran kayu  terutama untuk petani salah satunya melalui pelatihan Workshop Master TreeGrower (MTG) dalam Penguatan Perhutanan Sosial Menghubungkan Hasil Riset Dengan Kebijakan, Petani, Dan Pasar yang mana pelatihan ini bekerjasama dengan Badan Litbang dan Inovasi, Kementrian lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Australian Center For International Agricultural Research, yang juga melibatkan Kegiatan penelitian Enhancing Community Based Commercial Forestry (CBCF) in Indonesia (2016 -- 2021), seperti pada gambar berikut.

Melalui pelatihan Workshop Master TreeGrower (MTG) diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan petani akan kualitas hingga pemasaran kayu sehingga nilai jual kayu tidak lagi rendah, sebagaimana berkesinambungan dengan tujuan diadakannya pelatihan ini. 

Dalam pelatihan ini juga diberikan gambaran berupa materi mengenai pohon mencangkup penanaman, perawatan, hingga pemanenan, bukan hanya itu saja pemahaman mengenai usaha kayu dan pemasaran kayu yang mana pada dasarnya petani harus benar -- benar memahami volume dan kualitas kayu yang baik tidak terlepas dari tahapan -- tahapan perawatan pohon semasa produktifnya, oleh karenanya pengetahuan dan keterampilan petani dalam merawat pohon yang baik haruslah diterapkan agar nantinya nilai jual kayu pantas bahkan besar kemungkinan nilai jual tinggi setelah memasuki pasar kayu.

Bukan hanya penyampaian materi yang dapat menambah pengetahuan saja yang diberikan, pada pelatihan  MTG ini juga diselipkan pemberian motivasi untuk menjadi petani sejahtera dengan usaha kayu yang menjadi prioritas utama usaha yang harus ditekuni dengan tetap memperhatikan hutan lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun