Mohon tunggu...
Yonathan Simangunsong
Yonathan Simangunsong Mohon Tunggu... -

Saya tinggal di tangerang yyyyy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013 adalah Jalan Terbaik untuk Masa Depan Indonesia

11 Desember 2014   22:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:30 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Memasuki tahun ajaran 2013/2014, sistem kurikulum 2013 mulai dilaksanakan di beberapa sekolah yang telah ditunjuk pemerintah untuk menjadi piloting kurikulum baru ini. Kurikulum 2013 resmi diberlakukan di 6.329 sekolah dari jenjang SD hingga SMA di Indonesia mulai 15 Juli 2013. Di Jawa Tengah, berdasar data Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013 , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk 877 sekolah sebagai sekolah sasaran pemberlakuan kurikulum baru. Apabila dibandingkan dengan kurikulum KTSP, kurikulum 2013 ini memberlakukan sistem pembelajaran semi perkuliahan. Salah satunya, penjurusan minat sejak proses pendaftaran. Kebijakan ini ditetapkan agar siswa lebih fokus mempelajari bidang studi sesuai minat dan bakat. Meskipun sudah melakukan penjurusan sejak awal, siswa MIA tetap bisa mempelajari ilmu sosial dan bahasa. Menurut wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, sistem penjurusan di SMA selama ini hanya didasarkan pada nilai saja tanpa mempertimbangkan nilai siswa. “Tujuannya supaya anak berkembang sesuai keinginan/minatnya. Selama ini berdasarkan nilai saja belum tentu anak berminat kesana,” ujarnya.

Pada sistem kurikulum 2013 ini, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Adanya interaksi antara guru dengan murid pun sangat diharapkan. “Yang kita bangun di dalam Kurikulum 2013 ini segitiga utuh, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap,” tegas Mendikbud dalam konperensi pers seusai Rapat Terbatas Kabinet di kantor Presiden, Jakarta.

Kurikulum 2013 ini memberlakukan pendekatan scientific dan autentik. Pada pendekatan scientific, siswa didorong agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi (pengamatan) , bertanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan obyek  pembelajaran dengan baik. Sedangkan pada pendekatan autentik, siswa dinilai berdasarkan 3 aspek, yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Penilaian ini membutuhkan adanya bukti, misalnya melalui lembar kerja portofolio dan karya-karya dari siswa. Jadi, pada kurikulum 2013 sistem penilaiannya tidak hanya berdasar pada nilai test/ulangan, tetapi juga berdasarkan bagaimana siswa merespon materi yang diajarkan, peka terhadap pembelajaran, aktif menanggapi, dan lain-lain.

Materi yang diajarkan dalam kurikulum baru ini disesuaikan dengan tema-tema tertentu. Misalnya untuk pembelajaran bahasa Indonesia, materi yang dipelajari yaitu tentang Gemar Meneroka Alam, Layanan Publik,  serta Ekonomi & Politik. Sehingga, dalam hal ini wawasan siswa menjadi lebih luas. Siswa tidak hanya mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kebahasaan saja, namun juga dari bidang lain seperti ekonomi dan politik. Pembelajaran Bahasa Indonesia pun menjadi lebih menyenangkan dengan adanya pendekatan scientific tadi. Siswa menjadi lebih aktif, suasana kelas menjadi lebih hidup, sehingga tidak membosankan.

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini, bukan berarti kurikulum sebelumnya (KTSP) tidak baik. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum ini disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. “Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013,” ujar Mendikbud Muhammad Nuh. Diharapkan setiap siswa menjadi lebih responsif dan kritis terhadap apa yang ada di sekitarnya. Di sisi lain, perbaikan kurikulum ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun